Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sunflower (4), Asalnya para Pendebat

2 Oktober 2024   13:51 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:30 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, kalo mamanya lain lagi, Matahari malah disuruh meneruskan usaha cateringnya, alasannya pun absurd. Anak lelaki pasti doyan makan, maka pasti akrab dengan makanan.

"Ma, bener, aku bisa akrab dengan makanan. Saking akrabnya mereka kubiarkan menyatu ditubuhku..." ucap Matahari satir pada suatu waktu.

Jelas kan kalau masalah keakraban, tapi hubungannya apa antara tukang makan dengan menjalani bisnis makanan coba?

Padahal jelas, Susan sering membantu mamanya yang hanya punya dua karyawan, PRT nya Bik Tuti dan suaminya yang bagian antar dan mengirim makanan.

Jika tinggal di rumah Susan, bukan saja Matahari bisa bermalas-malasan, tapi bisa main dengan si Juwita, anak Susan yang masih balita dan lagi lucu-lucunya.

Selain itu, secara akademis, kuliah Matahari juga tak ada hubungannya sama sekali dengan bengkel dan kuliner. Matahari merupakan lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom).

Meski pada akhirnya Papa dan Mamanya selalu punya dalih atas sisi akademis Matahari, itu belum dari pekerjaannya yang lebih sering bergerak di dunia kreatif, terutamanya dunia tulis menulis.

"Komunikasi dan menulis itu kan pas sama usaha bengkel dan kuliner, Mat." tanya Papanya pada suatu ketika.

"Ya kalo semuanya di pas-pasin sih pasti ada, Pa. Tapi ini kan terkait sama passion aku,"

"Halah, passion. Hari gini kamu masih percaya passion itu dapat bikin kamu jadi kaya?" desak Papanya dengan pertanyaan.

"Mungkin nggak sekarang, Pa. Tapi nggak tau kalo nanti," pungkas Matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun