Kardi kaget dan menoleh, si pemuda preman berlari kencang melewatinya dan tanpa sengaja menyenggol tubuh Kardi dengan keras hingga terjerembab. Dan...
"Plok!"
Seonggok telek sapi menjadi landasan wajah Kardi yang terjerembab. Apes yang komplit!
Ia ingin marah, namun seketika ia merasa mending kena telek daripada hidupnya setelek para preman pasar tersebut. Dalam lintasan pikiran yang berkelebat secepat kilat itu, ia teringat pesan orang tuanya mengenai sikap amanah dan jujur dalam kondisi apapun.
"Bertahanlah dalam kejujuran meski ketidakjujuran akan selalu mengintai dan memaksamu untuk menjalaninya."nasihat sang bapak terngiang lagi.
Ajaran agama Islam  yang dianutnya memang menuntut hal itu untukÂ
dikedepankan, apapun risikonya, tetap risiko di akhirat kelak adalah hal terberat yang harus ditanggung."Hidup memang nggak setelek itu.."ujarnya dalam hati dengan pasrah.***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H