Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Telek

17 September 2024   14:13 Diperbarui: 17 September 2024   14:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Anil Sharma: https://www.pexels.com/photo/selective-focus-photograph-of-a-black-rooster-10606572/ 

Si pemilik burung dan beberapa temannya merasa serba salah, merasa tak enak, tapi terus terang kejadian yang dilihatnya saat Kardi terkena bom telek itu memang lucu sungguhan.

"Makasih," Kardi berterima kasih dan menyerahkan semua benda yang diterimanya.

Si pemilik burung masih merasa kurang enak dan terus meminta maaf, menambah kacau pikiran Kardi.

"Minta maaf aja emang enak, kasih duit kek!"gerutunya di dalam hati.

Dan Kardi melanjutkan perjalanannya ke pasar. Ia sebenarnya ingin berjumpa dengan kawannya yang jadi preman pasar.

Sesampainya di pasar, ia celingukan mencari Harjo, si preman pasar, kawannya yang pernah ditolong saat hampir dihakimi massa gara-gara kepergok ingin mencuri kabel instalasi listrik  aula pertemuan warga.

"Bro, Harjo dimana ya?"tanyanya kepada seorang preman muda bertato.

"Wah, Mas Harjo Mati kemarin, Mas," tuturnya.

"Telek. Bener-bener telek. Enak betul ngomongnya seolah Harjo ini kucing," makinya di dalam hati.

"Mas belum tau toh?" tanya si pemuda preman.

"Belum. Meninggalnya karena apa?" tanya Kardi penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun