Si pemilik burung dan beberapa temannya merasa serba salah, merasa tak enak, tapi terus terang kejadian yang dilihatnya saat Kardi terkena bom telek itu memang lucu sungguhan.
"Makasih," Kardi berterima kasih dan menyerahkan semua benda yang diterimanya.
Si pemilik burung masih merasa kurang enak dan terus meminta maaf, menambah kacau pikiran Kardi.
"Minta maaf aja emang enak, kasih duit kek!"gerutunya di dalam hati.
Dan Kardi melanjutkan perjalanannya ke pasar. Ia sebenarnya ingin berjumpa dengan kawannya yang jadi preman pasar.
Sesampainya di pasar, ia celingukan mencari Harjo, si preman pasar, kawannya yang pernah ditolong saat hampir dihakimi massa gara-gara kepergok ingin mencuri kabel instalasi listrik  aula pertemuan warga.
"Bro, Harjo dimana ya?"tanyanya kepada seorang preman muda bertato.
"Wah, Mas Harjo Mati kemarin, Mas," tuturnya.
"Telek. Bener-bener telek. Enak betul ngomongnya seolah Harjo ini kucing," makinya di dalam hati.
"Mas belum tau toh?" tanya si pemuda preman.
"Belum. Meninggalnya karena apa?" tanya Kardi penasaran.