Mohon tunggu...
Dimas Aldiansyah
Dimas Aldiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sumbangan terbesar seorang pemimpin adalah menjadikan orang lain sebagai pemimpin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Pada Masa Revolusi

30 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun isi dari Perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:

  1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
  2. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
  3. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negeri Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS), yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia (RI).
  4. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.

Karta Sasmita dalam buku 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960 (1995) menyebutkan bahwa isi Perjanjian Linggarjati masih menimbulkan polemik di kalangan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Hal tersebut menyebabkan penandatanganan Perjanjian Linggarjati baru terlaksana pada 25 Maret 1947 di Istana Istana Merdeka, Jakarta.

Nantinya, Belanda mengingkari kesepakatan dalam Perjanjian Linggarjati tersebut dengan melancarkan agresi militer pertama pada 21 Juli 1947. (Parinduri, 2022)

Tujuan Dampak Agresi Militer Belanda I

Tujuan utama Agresi Militer Belanda I adalah merebut daerah-daerah perkebunan dan pertambangan yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Belanda berhasil menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tentara Belanda bergerak untuk menduduki wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang, dengan Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang menjadi sasaran utama mereka. Kota ini diserang dari udara, menyebabkan banyak warga sipil yang tidak bersalah menjadi korban. (Firosya, 2023)

Dampak Agresi Militer Belanda I

Berikut dampak Agresi Militer Belanda I:

  • Indonesia mengalami kerugian besar, baik untuk segi politik, ekonomi, maupun sosial. Indonesia kehilangan sekitar setengah wilayahnya, termasuk daerah yang kaya akan sumber daya alam.
  • Indonesia kehilangan banyak pejuang dan rakyat yang gugur dalam pertempuran. Selain itu, Indonesia mengalami krisis pangan, inflasi, dan ketidakstabilan politik akibat agresi ini.
  • Belanda mendapat kecaman dari dunia internasional, terutama dari negara-negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
  • Dunia internasional jadi lebih simpati terhadap perjuangan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Banyak negara yang memberi dukungan moral serta materi kepada Indonesia. (Kumparan, 2024)

Latar Belakang Agresi Militer Belanda II

Untuk menyelesaikan Agresi Militer Belanda I yang dilancarkan pada pertengahan 1947, Indonesia dan Belanda dipertemukan dalam Perjanjian Renville. Perjanjian Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948, setelah Belanda dan Indonesia berunding di atas geladak kapal perang USS Renville milik Amerika Serikat sebagai tempat netral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun