Mohon tunggu...
Dimas Aldiansyah
Dimas Aldiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sumbangan terbesar seorang pemimpin adalah menjadikan orang lain sebagai pemimpin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Pada Masa Revolusi

30 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isi Perjanjian Renville di antaranya:

  • Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
  • Republik Indonesia menjadi bagian RIS.
  • Dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.
  • Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesia Belanda.
  • Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah federal sementara.
  • Wilayah Indonesia yang diakui Belanda adalah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.
  • Wilayah kekuasaan Indonesia dengan Belanda dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut Garis Van Mook.
  • Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan ke daerah Republik Indonesia.
  • Diadakan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante RIS.

Isi Perjanjian Renville sangat merugikan Republik Indonesia. Alhasil, muncul banyak ketidakpuasan dari berbagai pihak hingga membuat Kabinet Amir Syarifuddin jatuh.

Situasi di dalam pemerintahan yang kacau ini membuat Belanda merasa memiliki kesempatan. Belanda mencium gelagat bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia tidak kompak dalam menghadapi Belanda. Keadaan ini segera dimanfaatkan untuk melancarkan Agresi Militer Belanda II. Indonesia, melalui Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan perdana menteri, tetap tegas mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Di saat yang sama, Belanda terus berupaya mencari cara menjatuhkan wibawa Indonesia. Saat ketegangan memuncak, Indonesia dan Belanda mengirimkan nota kepada Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam nota itu, Belanda dan Indonesia sama-sama menuduh pihak lawan tidak menghormati hasil Perundingan Renville. Akhirnya, pada 18 Desember 1948 menjelang tengah malam, Wali Tinggi Kota Mahkota Belanda Dr. Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak lagi terikat pada hasil Perundingan Renville.

Dini hari pada 19 Desember 1948, pesawat terbang Belanda membombardir Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia, dan menangkap seluruh pimpinan Indonesia. Peristiwa itu mengawali Agresi Militer Belanda II, yang berlangsung hingga Januari 1949. (Ningsih, 2023)

Dampak Agresi Militer Belanda II
Dampak Bagi Indonesia

1. Serangan ini mengakibatkan sejumlah tokoh di Indonesia ditangkap dan diasingkan ke Sumatera.

2. Terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatera. 3. Terdapat banyak korban jiwa yang berasal dari kelompok TNI.

3. Sejumlah bangunan di Yogyakarta hancur karena serangan Belanda.

Dampak Bagi Belanda

1. Pasukan Belanda tak merasakan kemenangan sepenuhnya dari Agresi Militer II ini lantaran TNI sukses melakukan serangan balik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun