Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karpet Rayo untuak Amak

20 Juli 2021   04:13 Diperbarui: 20 Juli 2021   04:54 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar curhatan adiknya itu. Saidah tertawa. Dari luar rumah sampai dapur rumah pun sangat bersih dan tertata rapi. 

"ndak, sio-sio Amak mamberangi si Bungsu, bia rajin karajo" (ngak sia-sia amak memarahi Bungsu untuk berbenah ). 

Suasana rumah yang menyenangkan hatinya, itu membuat Saidah tak bisa menahan air mata kerinduan.


Pada hari Minggu, Saidah duduk didepan tv yang menyala. Namun arah matanya menuju keluar pintu kaca jendela. 

"apo yang Uni pikia kan?" (lagi mikirin apa kak?) sahut Bungsu yang menepuk punggung Saidah


"Tapikia Apak" (memikirkan Bapak) dengan mata yang redup


Bungsu mengangukan kepala dan kembali berdiri berbalik arah jalan menuju ke dapur. Jarak dapur dan ruang tengah sangat dekat, hanya dipisahi oleh dua jarak kamar. Bungsu pun mendekati Amak yang sedang mengupas bawang merah. Sembari ingin merayu Amak, Bungsu berinisiatif  menggambil pisau dan ikutan mengupas, dan menceritakan lamunan Saidah yang panjang. Amak pun mengambil pisau dari tangan Bungsu. Dan menyuruhnya untuk menemani Saidah bertemu dengan Apak.


Setelah mendapat izin dari Amak, Bungsu memeluk Amak dengan rona wajah bahagia. Bungsu tak sabar membawa Saidah ke Apak.

 "Nah, kito cari Apak di rumah anaknyo"  (ayok, kita cari Bapak dirumah anaknya)


"Amak, bak a?" (amak, gimana?)


"tanang, lah awak sampaikan ka Amak, capeklah, kamehan badan tuh" seru Bungsu (tenang, aku udah ngomong sama Amak,dan dijinkan sama Amak)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun