Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gunting Berdarah

2 Juni 2019   10:54 Diperbarui: 2 Juni 2019   11:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Kitab.lirik lagu


"maaf, menganggu waktunya Pak, kami dari pihak kepolisian sedang dalam tahap pencarian Bapak Ujang," tegas pak Polisi


"Ujang, yang mana pak, pelanggan saya tidak ada yang namanya Ujang" Sudir menjawab dengan mengelak


"benar itu Pak, tapi beberapa hari ini para warga mengatakan bahwa Ujang sering ke kedai bapak dan duduk di kursi ini", sambil menunjukan kursi tunggu antrian Sudir


"oh, jadi Ujang yang gila", dengan menganguk, "Dia memang sering duduk disini pak, tapi 3 hari ini saya tidak pernah melihatnya pak", tegas Sudir dengan wajah yakin


"kalau begitu, terimakasih informasinya pak, Permisi", ucap Polisi sebelum meninggalkan kedai Sudir


Polisi dengan baju biasa tanpa menggunakan seragam dengan wajah garang tersebut pergi, dari toko Sudir. Kemudian kembali melanjutkan pencarian Ujang dengan penuh kegigihan.


****


Beberapa menit kemudian Istri Ujang datang ke toko Sudir, dengan penuh tergesa-gesa dan melihat kiri kanan. Ujang pun menyambut dengan rasa takut dan langsung menutup sebagian toko.


"Mas Sudir, keadaan semakin rumit, apa yang harus saya lakukan?", dengan wajah pucat
Sudir pun duduk samping Istri Ujang "kamu harus tenang Irma, jika kamu gelisah masalah ini akan diketahui orang banyak" Gusar Sudir


"jadi, saya harus bagaimana? Irma yang takut terlihat dengan sikap yang tidak bisa diam
Sudir pun berpikir panjang dan menatap ke cermin, yang memantulkan wajah gelisah.


"andai saja pembunuhan ini tidak kita lakukan Mas, mungkin masalahnya tidak serumit ini", sesal Irma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun