Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gunting Berdarah

2 Juni 2019   10:54 Diperbarui: 2 Juni 2019   11:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Kitab.lirik lagu

Beberapa detik kemudian suara itu kembali,  " Irma, Tolong.....", akhirnya Irma sadar bahwa itu suara nya Mas Ujang yang terdengar olehnya. 

Secara tidak sadar bulu tangan dan leher Irma merinding. Irma lari ketakutan kekamar dan mencoba menghidupkan lampu kamar. Irma mencoba menutup telinganya dengan bantal, namun suara itu semakin nyaring. 

"Tolong-Tolong saya , saya takut" setelah berteriak --teriak keras, untunglah ada warga yang datang dan mencoba untuk menolong Irma, namun warga kesusahan untuk masuk kekamar Irma, karena Irma mengunci kamar dari dalam. Mendengar suara Irma yang ketakutan warga pun mecoba mendobrak pintu. Setelah pintu didobrak didapatilah Irma, seperti orang kesurupan,  Irma tidak bisa mengendalikan dirinya, warga pun mencoba memegang tangan Irma yang sudah sekeras batu, susah untuk diatur.

 Irma semakin memberontak, untuk jangan diganggu oleh Mas Ujang.


"Masya Allah, sepertinya Irma sudah kerasukan, lebih baik kalian panggil Ustad Somad untuk dibawa kesini " tegas salah satu warga


Warga yang lain pun sangat cemas melihat kondisi Irma yang selalu memberontak " baik , kami akan membawa Ustad Somad" warga pun berlarian untuk menjemput Ustad Somad.


Sembari menunggu Ustad Somad, sekitaran 4 orang memegang kaki dan tangan Irma yang selalu memberontak, mengeluarkan suara-suara yang tidak jelas. Para warga pun turut prihatin melihat kondisi Irma yang malang. 

Selang beberapa waktu Ustad Somad datang langsung mendekati Irma dan membacakan ayat-ayat dihadapan Irma, Irma hanya memberontak semakin keras. Sampai akhirnya ustad Somad menyuruh untuk mengambil air putih untuk dibacakan ayat-ayat dan diminumkan ke Irma. Setelah minum air tersebut, Ustad pun berdialog dengan Irma, Irma dengan menghakimi dirinya seraya mengatakan dengan lantang ke Ustad bahwa dia telah membunuh suaminya Ujang. 

 Semua warga dan ustad terperanjak dengan ucapan Irma. 

"Inallilahi wainnalihi rojiun" ucap Ustad dan ditiru oleh semua warga. Wargapun tidak menyangka kalau Ujang hilang bukan dia dicuri tetapi dia telah dibunuh.


Setelah berbicara demikian, Irma pingsan dan beberapa warga mulai tidak peduli dengan Irma. Namun warga masih penasaran dimana mayat Ujang sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun