Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gunting Berdarah

2 Juni 2019   10:54 Diperbarui: 2 Juni 2019   11:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Kitab.lirik lagu

dengan senyum tipis Ujang membalas percakapan dengan Anton.


Tidak butuh waktu lama, semuanya terselesaikan oleh Sudir, dan membersihkan sisa rambut di leher dan baju pelanggan, Uang pun diberikan Anton, Anton becermin dengan merasa puas dengan kerja Sudir.
"kalau begitu, saya pulang dulu Sudir" langkah pun dilanjutkan ke motornya Anton dan langsung tancap gas pergi


"memandang Anton pergi, Sudir pun mulai lega. Kemudian tanpa pikir panjang Sudir memutuskan untuk menutup kedainya, supaya dirinya bisa berpikir sejenak. Setelah kedai tutup Sudir pulang kerumah. Biasanya Sudir tutup sampai jam 20.00 Wib, hari ini jam masih menunjukan sekitaran jam 4 sore.

****

Irma membuka pintu kamarnya. Suasana kamar yang apek dan gelap, menambah suasana panas dalam diri Irma. Irma pun marah-marah pada dirinya atas tindakan yang dialakukan pada suaminya. 

Irma membuang bantal dan selimut di lantai dan memukul kasur. "Mas Ujang, maafkan aku yang bodoh ini Mas", air mata penyeselan berlinang dan menetes dipipinya Irma, sembari menghapus air mata Irma berpikir dengan tindakannya yang bisa membahayakan dirinya dan Sudir. Tidak lama kemudian seseorang mengetok pintu kamar." Irma, Irma, buka pintunya nak?" 

terdengar suara wanita tua
Irma menghapus air mata, dan mengemasi kamarnya dengan sigap, kemudian menuju pintu dan membuka kamar "Iya, buk" dengan senyuman tipis Irma membalas suara wanita itu
"kamu, jangan berlarut dalam kesedihan, tidak baik, tadi Polisi datang, katanya pencarian Ujang masih berlangsung, sekarang anggota pencarian sudah ditambahkan polisi untuk mencari suamimu", ungkap ibuk
"semoga, saja mas Ujang bisa ketemu ya buk" bukannya bahagia Irma, mempelihatkan suasana gelisah


"kok wajahmu tambah pucat, Ma?" Tanya ibuk
Irma langsung mengusap wajahnya" mungkin saya kurang istirahat buk", Ibuk pun langsung memberikan air putih ke Irma


"sebaiknya kamu istirahat, dan nanti ibu belikan obat untukmu Ma" sahut Ibuk yang cemas melihat Irma
Irma pun menganggukan kepala, ketika ibuk pergi mencari obat, Irma langsung mencari hp dan menelpon Sudir, setelah beberapa kali ditelpon, jaringan selalu terputus untuk menghubungi Sudir,


"Sialan , ini jaringan atau hpnya dimatikan" kesal Irma, setelah beberapa kali diulang, tetap saja tidak terhubung, emosi Irma tidak terkontrol dia pun membanting hp ke lantai, akhirnya hpnya pecah. Irma terduduk di lantai ruang tamu seperti orang binggung.


Tidak lama kemudian dalam hening Irma mendengar suara yang memangil namanya, "Irma, tolong aku", Irma terkejut dan berupaya beranjak dari lantai dan melihat kiri kanan, namun tidak ada orang satupun , "Ibuk, Ibuk memanggil ku" jawab Irma dengan ketakutan .  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun