Memang aku memiliki emosi yang aneh, kalau lagi lapar. Suka marah dan kesal sama orang lain. Untunglah kebiasaan dan karakter  ini sudah dimengerti oleh kedua kecebong tersebut.
Five minute later, Akhirnya lotek sampai juga di hadapanku. Kami pun langsung menyerbu lotek tersebut. baru satu sendok Cici kepedasan dan menghabiskan satu gelas air "Yong, ini pedas banget, kamu pesan berapa cabe rawit??, dengan bibir manyun berbicara padaku.
"20 cabe, tujuannya biar kamu kurus'' dengan lahap aku memakan lotek tersebut
Terlihat keringat Cici dan Aling bercucuran, "ini mah ngak hanya bikin aku kurus, tapi bikin aku mati, ucap Cici dengan tetap memakan lotek tersebut.
"aku ngak mau dengerin alasanmu Ci, sok-sok kepedasan padahal nanti piring juga licin" sindir Aling yang minum setiap makan satu sendok lotek.
"sebenarnya kalian berdua itu ngak jauh beda, yang satu ngak bisa makan  kepedasan, yang satu sok kepedasan" sambil mengangkat kedua bahu dan merendahkan kedua temannya
Cici pun mengambil tisu bekas yang siap diusapkan dari hidungnya dan membuang kewajahku. "dasar sok kuat kamu Yong, makan tuh tisu biar tambah manis loteknya" pungkas Cici yang ngak tahan dengan kesombongaku
Karena kebanyakan bercanda waktu istirahat pun habis. Semua siswa yang dikantin bergegas minum, menghabiskan makanan dengan tergesa-gesa, dan aku pun ikut ngantri di kasir buat bayar makanan.
Aling pun memukul pundakku " Yong, bayarin punyaku, aku ujian sama Pak Victor sekarang, oke" ucap Aling
Sebelum aku menjawab pertanyaanya, Aling sudah lenyap di kantin dan berlarian ke kelas
"perasaan hampir tiap hari, aku yang bayarin makan tuh Aling", kesal ku setelah melihat isi dompet
"namanya juga modus Yong, tenang aja besok kita kerjain tuh Aling" Â balas Cici dengan senyum
***
Sekarang sudah menunjukan jam 1 siang berarti 15 menit lagi kita pulang. Teman-teman kelaspun mulai heboh dan beberapa orang pun sudah mengemasi barangnya masing-masing ke dalam tas.Â
Sontak guru kelas marah "kalian ini tidak ada yang menghargai saya didepan, saya tahu kalian mau pulang, tapi waktu belum habis, Â masih ada 15 menit" dengan memukul papan tulis didepan
Aku dan teman-teman terkejut dan menundukkan kepala.
 Jika ibuk Ses mulai marah kamipun, takut. Jika tidak siap --siap saja dilaporkan ke kepala sekolah atau mendapat skor tinggi dengan ganjaran hukum di Drop Out dari sekolah ini. Ketegasan Buk Ses, tidak main-main. Dia sangat komitmen dengan aturan sekolah. Jadi wajar saja jika kami takut sama Buk Ses.