Mohon tunggu...
Andhika Pradityo
Andhika Pradityo Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yg suka nulis dan otomotif. penggila muscle car dan mobil2 Amerika lainnya..seorang freelance writer...lg selesein tesis, sama lagi bikin novel horror :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Great Traffic Jam

9 November 2014   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami hanya bisa diam melihat kejadian tersebut. Rasa takut menyelimuti tubuhku melihat ini semua. Dan ini bertambah buruk ketika seekor harimau lainnya melompat ke atap sampai-sampai mobil kami berguncanghebat. Ibu melihat ke atas dengan penuh kengerian. Sedangkan Dani mulai menangis ketakutan. Ibu langsung membekap mulut Dani agar ia tak mengeluarkan suara yang bisa menarik perhatian harimau-harimau ini. Suara-suara jeritan dan teriakan minta tolong terdengar dimana-mana. Para polisi yang berjaga di sekitar tak terlihat. Sepertinya mereka bersembunyi di dalam mobil patroli.

Dari dalam mobil aku dapat melihat dua ekor harimau berhasil menerkam dua orang. Kedua orang yang malang tersebut sepertinya sudahtak bernyawa lagi. Harima-harimau tersebut langsung membawa mangsanya tersebutke jalur darurat. Harimau-harimau lain tak mau ketinggalan ikut memakan keduaorang tersebut.

Suara tembakan berkali-kali terdengar dari berbagaipenjuru. Aku, Dani, dan Ibu buru-buru menundukkan kepala menghindari adanya peluru nyasar. Aku mengintip dari balik jendela mobil dan melihat beberapa polisi menembak kawanan harimau yang sedang asyik menyantap makan malam.

Beberapa harimau terjatuh. Sementara harimau-harimau yang tak tertembak, berlari kembali ke hutan yang sangat gelapmeninggalkan mangsanya tergeletak di jalan.

Ambulans, polisi, dan beberapa pawang harimaudidatangkan ke lokasi kejadian. Mayat kedua orang yang menjadi mangsa harimau segera dibawa ke rumah sakit. Sedangkan harimau-harimau yang mati diangkut dengan truk. Aku tak tahu akan dibawa kemana hewan-hewan karnivora tersebut.

“Bagi Anda yang terjebak macet di jalan tol F-20,diharapkan untuk berhati-hati,” penyiar radio memperingatkan. “Karena berdasarkan pantauan Badan Cuaca Nasional, terdapat sistem badai salju yang sedang mengarah ke sana. Dan ini bukanlah badai biasa karena pada mata badai terdapat udara sangat dingin yang mampu membekukan apa saja secara instan. Oleh karena itu, pemerintah akan mengevakuasi seluruh pengendara yang terjebak dijalan tol F-20 arah Verona. Pemerintah mengerahkan sejumlah helikopter tentarayang sedang dalam perjalanan. Untuk sementara Anda dihimbau untuk tetap beradadi dalam mobil sampai ada personil tentara yang meminta Anda untuk keluar darimobil. Terima kasih.”

Badai? Oh, tidak,” keluh Ibu sambil menyandarkan kepalanya ke kursi. “Situasi bertambah buruk.”

“Lebih baik Ibu hubungi Ayah lagi dan kasih tau kalo kita akan bener-bener terlambat sampai di Sequoia,” usulku sambil memberikan ponsel kepada Ibu.

Ibu sedang berbicara dengan Ayah melalui telepon saat seorang tentara mengetuk jendela mobil dan menyuruh kami untuk keluar darimobil dengan suara lantang.

Kami bergegas keluar dari mobil. Dani langsungmenggenggam tangan Ibu begitu keluar dari mobil. Kami mulai berjalanmeninggalkan mobil. Tak ada barang yang kami bawa, selain dompet dan Kartu Identitas Diri.

Suhu udara yang kini mencapai minus lima derajat tak menghalangi kami dan yang lain untuk keluar dari mobil untuk dievakuasi ketempat yang lebih aman. Para tentara terlihat berdiri di jalur darurat tanpa membawa senjata. Beberapa tentara lain membantu wanita hamil dan orang lanjut usia untuk berjalan di tengah-tengah salju yang licin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun