Mohon tunggu...
Andhika Pradityo
Andhika Pradityo Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yg suka nulis dan otomotif. penggila muscle car dan mobil2 Amerika lainnya..seorang freelance writer...lg selesein tesis, sama lagi bikin novel horror :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Great Traffic Jam

9 November 2014   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca yang cerah perlahan-lahan menjadi gelap. Arak-arakan awan mendung terlihat berjalan dari arah utara. Kilatan petir terlihat beberapa kali diantara awan-awan hitam tersebut. Angin mulai bertiup agak kencang. Kondisi seperti ini membuatku sedikit takut. Ya, aku paling takut dengan yang namanya badai dan petir.

Macet apa ini, Bu?” tanya Dani memecah kesunyian. Ibu memandang lembut ke arah Dani dan berkata, “Ada kecelakaan, Nak. Sabar,ya.”

“Kecelakaan apa, Bu? Dimana kecelakaannya?”

“Kecelakaan mobil. Ibu nggak tau dimana kecelakaannya, Nak.”

“Jam berapa lancarnya, Bu?”

“Wah, Ibu kurang tau, Nak. Kamu sabar, ya.”

“Yah. Kelamaan nih, Bu.”

Dani mulai tidak sabar dengan kemacetan ini. Ia mulai rewel. Ibu mengusap-usap kepalanya sambil terus berusaha menenangkanDani. Ibu memberikan tablet PC kepadanya agar ia tidak rewel lagi. Setelah ituia kembali tenang dan asyik memainkan game.

Empat jam berlalu dengan percuma. Posisi mobil kamidan pengendara lainnya tak mengalami perubahan apa-apa. Masih di posisi yangsama. Hal yang berbeda adalah awan mendung yang kini sudah menggelayut dansesekali disertai kilat dan suara petir. Tampaknya sebentar lagi akan turun salju, pikirku.

Selama empat jam ini aku tidak melakukan apa-apa. Aku pasrah dengan kondisi lalu-lintas seperti ini. Sementara Ibu mendengarkanradio dari ponselnya berusaha mencari tahu bagaimana perkembangan prosesevakuasi kecelakaan maut tersebut.

“Yah baterainya habis!” seru Dani tiba-tiba dengan suara keras sampai membuatku dan Ibu kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun