Mohon tunggu...
Didot Mpu Diantoro
Didot Mpu Diantoro Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Komunikasi

Aktif di dunia periklanan dan komunikasi pemasaran sejak tahun 1996, mendirikan perusahaan periklanan sendiri sejak tahun 2001. Terlibat sebagai panitia dalam beberapa event olahraga berskala nasional maupun internasional sejak tahun 2008. Aktif sebagai konsultan komunikasi dan pembuat konten media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lala

8 Juni 2024   01:13 Diperbarui: 8 Juni 2024   05:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, pak. Boleh tahu nama bapak siapa untuk kami daftarkan? Bapak termasuk rombongan tamu dari Jakarta itu kan?"

"Oh, maaf maaf, saya Bara Silalahi ...." 

Beberapa dialog singkat terjadi, proses check in pun selesai. Hingga Bara berlalu dari hadapannya, si resepsionis tetap tidak bisa menemukan kaitan kedua kata berbunyi sama tadi. 

Kejadian kecil itu segera mengembalikan kesadaran Bara. Ah, semestinya aku bisa konsentrasi dulu di sini. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, jangan sampai hilang kesempatan kali ini. Ia pun bergegas ke kamarnya untuk menyimpan barang-barangnya terlebih dulu, sebelum masuk ke ruang pertemuan. Itu pun sebenarnya ia sudah terlambat setengah jam dari waktu yang ditentukan.

Memasuki ruang pertemuan, sayup namun semakin lama semakin jelas. Ada suara  dan intonasi yang ia kenal di masa-masa sebelumnya. Sewaktu membuka pintu dan perlahan beringsut masuk ke dalamnya, ia malah terpaku di pintu.  

Bara tidak bisa menghindar karena pembicara yang sedang berbicara kebetulan sedang menatap ke arah pintu dan memergokinya sedang memasuki ruangan. Bara terpaku karena sorot mata dan wajah pembicara itu sangat dikenalnya. Tajam dan menusuk. Wajah yang semula tampak ramah dan optimis terhadap audiens di situ, segera berubah ketus. 

Lala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun