Peserta didik kurang menguasai penggunaan bahasa jawa ragam krama karena kurang terbiasa praktik berbicara,
perbendaharaan kata bahasa Jawa siswa kurang,
siswa sering keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-ungguh.
siswa belum terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari,
Guru belum menerapkan model-model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa,
Guru belum menggunakan media pembelajaran berbasis IT yang menarik perhatian siswa. (Kurang memanfaatkan TPACK dalam kegiatan pembelajaran).
Praktik Pembelajaran ini sangat penting dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Jawa. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang sulit dipahami, serta meningkatkan hasil belajar siswa. Media berbasis IT yang disusun guru juga dapat menarik perhatian siswa sehingga motivasi belajar meningkat sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru. Selain itu, metode-metode pembelajaran yang diterapkan guru dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena saya kira banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan yang saya alami., sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.
Tantangan
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah siswa mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa diantaranya :
- Kurangnya kosa kata bahasa Jawa yang dimiliki oleh siswa.
- Peserta didik kurang penguasaan dalam pemilihan kata dalam penggunaan undha usuk/ unggah-ungguh basa jawa.
- Guru masih mengajar hanya dengan cara ceramah.
- Penggunaan media pembelajaran yang kurang inovatif sehingga minat peserta didik rendah.
Siapa saja yang terlibat?