Stres adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari pekerjaan, hubungan dengan orang lain, hingga hal-hal kecil yang tidak sesuai ekspektasi, semua itu bisa memicu stres.
Nah, di buku "No Kara Stress o Kesu Gijutsu" karya Profesor Arita Hideho, beliau menjelaskan bagaimana kita bisa menghilangkan stres dari otak dengan pendekatan ilmiah dan teknik yang praktis. Yuk, kita bahas lebih lanjut dengan gaya yang santai dan mudah dipahami!
1. Apa Itu Stres di Otak?
Menurut Profesor Arita, stres itu sebenarnya adalah reaksi otak kita terhadap hal-hal yang dianggap sebagai ancaman. Jadi, ketika kita merasa cemas atau tertekan, otak akan merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Ini bagus kalau kita sedang dalam situasi darurat, misalnya berhadapan dengan binatang buas (walaupun jarang terjadi di zaman sekarang). Tapi, kalau stres ini berlangsung terus-menerus, hormon stres ini bisa merusak kesehatan tubuh dan mental kita.
2. Kenali Gejala Stres Otak
Sebelum kita bisa mengatasi stres, penting untuk mengenali gejala-gejalanya. Stres otak bisa muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah lupa
- Insomnia atau sulit tidur
- Emosi yang tidak stabil
- Merasa kewalahan atau cemas terus-menerus
Mengenali tanda-tanda ini membantu kita lebih cepat mengambil langkah untuk mengatasinya. Kalau kita tahu kapan otak kita mulai tertekan, kita bisa segera menerapkan teknik untuk meredakannya.
3. Teknik "Reset" Otak
Salah satu konsep utama dari buku ini adalah teknik untuk me-reset otak. Sama seperti komputer yang perlu di-restart ketika lemot, otak kita juga perlu di-reset supaya kembali ke keadaan normal dan rileks. Berikut beberapa teknik reset otak yang bisa kita coba:
a. Peregangan Fisik
Ternyata, otak kita dan tubuh kita sangat terhubung. Ketika tubuh tegang, otak kita juga ikut terpengaruh. Maka, salah satu cara terbaik untuk meredakan stres adalah dengan peregangan.
Coba luangkan waktu 5-10 menit setiap harinya untuk meregangkan otot-otot tubuh. Fokuskan pada leher, bahu, dan punggung yang sering menjadi tempat "penumpukan" stres. Dengan tubuh yang rileks, otak juga akan lebih tenang.
b. Latihan Pernapasan
Latihan pernapasan adalah cara lain untuk mengatur ulang otak yang sedang stres. Profesor Arita merekomendasikan teknik pernapasan 4-7-8, yaitu:
- Tarik napas perlahan selama 4 detik
- Tahan napas selama 7 detik
- Buang napas perlahan selama 8 detik
Latihan ini membantu memperlambat detak jantung dan menenangkan sistem saraf. Ketika kita fokus pada pernapasan, pikiran yang kacau akan mereda.
c. Istirahat yang Cukup
Istirahat yang cukup bukan hanya soal tidur malam, tetapi juga penting untuk memberi jeda di tengah-tengah aktivitas sehari-hari. Otak kita tidak dirancang untuk bekerja terus-menerus tanpa istirahat.
Jadi, jangan ragu untuk mengambil waktu sejenak di antara pekerjaan. Profesor Arita menyarankan teknik "pomodoro", yaitu bekerja selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit. Ulangi siklus ini beberapa kali, lalu ambil istirahat lebih panjang, misalnya 15-30 menit setelah 4 siklus.
4. Manfaatkan "Power of Smell"
Siapa sangka bahwa aroma tertentu bisa membantu meredakan stres? Di bukunya, Profesor Arita menjelaskan bagaimana aroma memiliki pengaruh kuat terhadap otak kita.
Misalnya, aroma lavender dikenal mampu menenangkan dan mengurangi kecemasan. Selain itu, aroma citrus seperti jeruk atau lemon bisa memberikan efek menyegarkan dan membantu otak kita lebih fokus.
Cobalah tambahkan minyak esensial ke dalam rutinitas harian. Misalnya, teteskan minyak lavender pada bantal sebelum tidur atau hirup aroma citrus saat bekerja. Ini adalah cara sederhana namun efektif untuk membantu otak melepaskan stres.
5. Meditasi: Cara Lama yang Terbukti Ampuh
Meditasi adalah salah satu cara yang sudah terbukti dari dulu untuk menenangkan pikiran. Di buku ini, Profesor Arita juga menekankan pentingnya meditasi dalam menjaga kesehatan otak. Meditasi membantu kita lebih fokus pada saat ini, bukan pada kecemasan masa depan atau penyesalan masa lalu.
Tak perlu meditasi yang rumit. Cukup duduk dengan nyaman, fokus pada pernapasan, dan biarkan pikiran kita melayang dengan bebas. Jangan berusaha melawan pikiran yang muncul, cukup sadari dan biarkan berlalu. Dengan rutin bermeditasi, kita bisa melatih otak untuk lebih tenang dalam menghadapi tekanan.
6. Peran Pola Makan Sehat
Apa yang kita makan ternyata juga sangat berpengaruh pada kondisi otak kita. Dalam bukunya, Profesor Arita menjelaskan bahwa makanan kaya asam lemak omega-3 seperti ikan salmon, kacang-kacangan, dan biji-bijian, dapat membantu melindungi otak dari efek negatif stres.
Selain itu, makanan yang kaya antioksidan seperti buah-buahan, sayuran hijau, dan teh hijau juga baik untuk kesehatan otak. Hindari konsumsi gula berlebihan dan makanan olahan, karena bisa meningkatkan peradangan dan membuat otak lebih mudah stres.
7. Olahraga Ringan untuk Menenangkan Pikiran
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau yoga juga bisa membantu mengurangi stres. Ketika kita berolahraga, tubuh melepaskan endorfin, hormon yang memberikan perasaan bahagia dan rileks. Tidak perlu olahraga berat, cukup luangkan waktu 30 menit setiap hari untuk bergerak. Jalan-jalan di sekitar rumah atau melakukan yoga ringan di pagi hari sudah cukup untuk membantu meredakan stres otak.
8. Jangan Lupa Bersosialisasi
Manusia adalah makhluk sosial, dan kadang-kadang stres muncul karena kita merasa kesepian atau terisolasi. Bersosialisasi dengan orang-orang terdekat bisa membantu kita merasa lebih bahagia dan mengurangi tekanan mental.
Profesor Arita menekankan pentingnya berbicara dengan orang lain ketika kita merasa tertekan. Bahkan, percakapan ringan dengan teman atau keluarga bisa memberikan efek positif pada otak.
9. Nikmati Alam
Terakhir, salah satu teknik paling sederhana namun ampuh yang disarankan Profesor Arita adalah menghabiskan waktu di alam. Berada di alam terbuka, entah itu di taman atau hutan, bisa memberikan efek menenangkan bagi otak.
Suara alam, seperti gemericik air atau kicauan burung, bisa merangsang otak untuk melepaskan ketegangan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa berjalan di alam terbuka bisa menurunkan level hormon stres dan meningkatkan suasana hati. Jadi, kalau kamu merasa stres, cobalah luangkan waktu untuk jalan-jalan di taman atau sekadar duduk di bawah pohon.
Penutup
Buku "No Kara Stress o Kesu Gijutsu" dari Profesor Arita Hideho memberikan banyak wawasan dan teknik praktis yang bisa kita terapkan sehari-hari untuk menghilangkan stres dari otak. Mulai dari peregangan, latihan pernapasan, hingga meditasi dan bersosialisasi, semua cara ini sangat sederhana namun efektif. Dengan sedikit usaha, kita bisa mengurangi tekanan mental dan menjaga kesehatan otak untuk jangka panjang.
Jadi, kalau kamu merasa stres, jangan langsung panik. Coba praktikkan beberapa teknik di atas, dan rasakan sendiri bagaimana otakmu kembali rileks dan tenang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI