Dan Topeng Kematian itu adalah Topeng Kematian Dante. Topeng yang menampakkan kesedihan dari Dante yang disebutkan Marta bisa jadi karena kesedihannya dikucilkan dari Florence yang sangat dicintai Dante. Namun Sienna membantah jika kesedihan itu bukanlah karena Florence, tapi disebabkan Beatrice, seorang wanita yang hanya dapat dikagumi Dante dari kejauhan.
Namun mereka semua kemudian terkejut. Topeng Kematian Dante telah raib dari tempatnya. Melalui rekaman CCTV, diketahui bahwa yang mengambil topeng tersebut adalah Langdon sendiri, hal yang membuat syok Marta yang sedang hamil, dan juga Sienna dan Langdon sendiri.Â
Langdon dan Sienna pun berusaha melarikan diri dari petugas keamanan yang berusaha menangkapnya, termasuk para pengejarnya, orang-orang dari WHO, dan  seorang polwan yang ternyata adalah agen swasta, Vayentha (Ana Ularu) yang sedang menyamar dan dikirim untuk menghabisi Langdon. Melalui sebuah pintu rahasia di balik peta Armenia, mereka kemudian menyusuri lorong dan bagian atas aula. Saat di atas aula, Vayentha berhasil mengejar mereka. Namun kemudian Langdon dapat mengelabui Vayentha dan Sienna pun dapat menjatuhkan Vayentha hingga agen itu pun tewas.Â
Langdon dan Sienna berhasil keluar dan menuju ke Baptisterium Firenze, mengikuti petunjuk dari email Ignazio Busoni, rekan Langdon, yang dibuka Langdon saat berada di apartemen Sienna.Â
Langdon pun menemukan Topeng Kematian Dante. Sienna yang mengetahui topeng tersebut dibuat dari  akrilik Gesso di mana air dapat melarutkan cat yang menempel padanya, ia pun menggosok-gosok topeng tersebut dengan air hingga didapatkan sebuah tulisan yang melingkar di bagian belakang topeng, sebuah petunjuk yang kemudian membawa Langdon dan Sienna ke Venesia.Â
Di saat Langdon dan Sienna sedang mengamati tulisan tersebut, muncul Christoph Bouchard (Omar Sy), kepala tim SRS (Surveillance and Response Support) dari ECDC yang bersama WHO telah mengejar Langdon sebelumnya. Bouchard yang sebenarnya telah mempunyai maksud tersendiri terhadap Langdon.Â
Bouchard, memanfaatkan amnesia Langdon, kemudian mencoba meyakinkan Langdon bahwa Elizabeth Sinskey dari WHO yang telah mengirimkannya bermaksud menguasai tabung itu sendirian. Karenanya Bouchard datang sendirian menemui Langdon.Â
Bouchard pun mengatakan jika dirinya beberapa hari yang lalu telah menemui Langdon di kampus untuk meminta tolong pada Langdon untuk memecahkan rahasia pada gambar yang tersaji dari pointer Faraday. Langdon dan Sienna kemudian dapat mempercayai Bouchard setelah pria itu menunjukkan kartu identitasnya. Mereka bertiga pun kemudian pergi ke Venesia menggunakan kereta api. Untuk mengecoh Sinskey dan tim WHO lainnya, Bouchard memesankan tiket pesawat ke Jenewa untuk Langdon dan Sienna.
Di bandara, Sinskey (Sidse Babett Knudsen) yang bermaksud mengejar pesawat, dicegat oleh Harry Sims (Irrfan Khan). Sims adalah pimpinan dari Vayentha di sebuah perusahaan keamanan swasta. Organisasi Sims telah disewa oleh Zobrist untuk melindungi Zobirst dan penelitiannya, termasuk menculik Langdon.Â
Sims yang akhirnya mengetahui rencana sebenarnya dari Zobrist untuk membuat kacau dunia dengan virus yang akan disebarkannya. Dan Langdon-lah satu-satunya petunjuk yang tersisa. Langdon yang kemudian terlepas juga dari tangannya. Demi menebus kesalahannya, Sims kemudian meminta Sinskey dan WHO untuk bekerjasama. Dengan sumber daya yang dimiliki organisasinya, Sims dapat membantu WHO untuk menemukan Langdon.
Di dalam kereta, nampak Langdon seperti merasakan kembali kesakitan di kepalanya. Namun, justeru setelah itu ingatan Langdon nampak kembali pulih. Dia pun menyadari bahwa semua yang dikatakan Bouchard sebelumnya adalah bohong adanya. Dia kembali ingat bahwa orang yang menemuinya di kampus bukanlah Bouchard, namun Sinskey. Langdon dan Sienna kemudian dapat mengelabui dan melumpuhkan Bouchard hingga mereka dapat keluar dan melarikan diri saat kereta berhenti di Padua.