Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Inferno", Memecahkan Teka-teki Pandemi

22 Juni 2020   11:46 Diperbarui: 22 Juni 2020   14:12 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Awal Petualangan
Langdon tiba-tiba mendapati dirinya terbaring di atas ranjang ICU di sebuah rumah sakit di Florence, Italia dengan sebuah perban yang membalut luka di kepalanya bagian kanan. Langdon tidak dapat mengingat apapun. Yang dia ingat, terakhir dia berada di kampus Mass General di Boston, Amerika Serikat, dan sejak itu semuanya menjadi kabur. 

Belum lagi dia menemukan jawaban atas kebingungannya, tiba-tiba datang seorang wanita, seorang polisi militer Italia (carabinieri) menembak seorang perawat di lorong rumah sakit yang dilihatnya melalui pintu kamar yang terbuka. Dibantu oleh Sienna Brooks, seorang dokter muda yang sedang menanganinya, Langdon akhirnya dapat melarikan diri dari kejaran polwan tersebut yang kemudian Langdon dibawa Brooks ke apartemen tempat tinggalnya. 

Sienna yang juga menyukai teka-teki dan telah mengenal Langdon pula saat ia melihat Langdon memberikan sebuah kuliah di Imperial College London dan saat itu ia sempat berbicara dengan Langdon. Tentu saja Langdon mungkin telah tidak lagi ingat dengannya karena saat itu usianya baru 9 tahun. Sienna yang telah menghatamkan juga semua buku yang ditulis oleh Langdon.

Di apartemen Sienna, dibantu Sienna, Langdon mencoba merekonstruksi ingatannya. Termasuk atas penglihatan-penglihatan yang terus menghantuinya. Dia mengalami penglihatan, di mana dia berada di sebuah keramaian kota yang tiba-tiba menjadi kacau dan orang-orang yang tiba-tiba berubah wujud menjadi aneh. Mereka layaknya zombie-zombie yang bergentayangan. Mereka berjalan dan berlarian. 

Saling dorong dan saling injak. Mereka pun megutuki Langdon sebagai pendosa yang harus menebus dosanya. Langdon pun melihat seorang pria berpakaian serba hitam yang membuka topeng wabah yang menutupi mukanya. Topeng seperti yang dipakai dokter pada masa Wabah Hitam. Langdon melihat sekujur kulit wajah dan tangan pria tersebut nampak dipenuhi ruam. Pria yang kemudian terus saja menatapnya. 

Dalam penglihatan yang lain Landon melihat seorang wanita yang mukanya ditutupi kerudung. Di belakang wanita tersebut nampak kaca-kaca gedung pecah berhamburan dan kemudian menyemburkan darah yang terus membanjir dan mengalir sebagai sungai di jalan-jalan kota, menenggelamkan orang-orang. 

Kota yang kemudian berubah seperti neraka yang dipenuhi dengan darah, api dan jeritan-jeritan. Langdon pun melihat sekelompok pasukan seperti pada jaman romawi sedang membantai orang-orang. Selain mencoba merekonstruksi dari penglihatan-penglihatan yang dialami Langdon, Sienna menambahkan, jika selama perjalanan dari rumah sakit, di dalam taksi, Langdon pun kerap menggumamkan permintaan maaf (ve sorry).

Peta Neraka karya Botticelli
Langdon kemudian menemukan sesuatu terselip di saku jasnya yang berlumuran darah, yang sempat dibawa serta Sienna dari rumah sakit. Sebuah tabung bio yang biasa digunakan untuk menyimpan virus berbahaya. 

Setelah melakukan perdebatan dengan Sienna akhirnya Langdon pun membuka tabung tersebut yang ternyata berisi sebuah pointer Faraday yang terbuat dari tulang manusia yang dilukisi simbol iblis berkepala tiga sebagai gambaran Wabah Hitam pada Abad Pertengahan. Pointer yang memperlihatkan lukisan Peta Neraka karya Sandro Botticelli. 

Lukisan tersebut mengilustrasikan sembilan lapis neraka pada sebuah karya penyair Italia, Dante, yang berjudul Inferno. Inferno (Neraka) merupakan bagian pertama dari sebuah trilogi puisi epik Dante, Divine Comedy (Komedi Ilahi). Dua bagian selanjutnya dari Divine Comedy adalah Purgatorio (Api Penyucian) dan Paradiso (Surga). Lukisan tersebut, bagi Langdon kemudian seperti memberi penjelasan tentang penglihatan-penglihatan yang dialaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun