“Alhamdulillah Viiii...... bisa dengar suara adikku ini. Gimana UN, gampang nggak?”
“Insya Allah Kak. Perjuangan di Smansa tanpa gangguan. Lancaar... sukseeess! Tinggal nunggu hasil UN. Optimis Kak!”
“Syukurlah. Vi belum punya pacar ya?”
“Bener Kak .... nggak punya pacar itu rasanya enteeeeng bangeeet!”
“Hehe.. syukurlah!”
“Kak! Akhir bulan keluargaku mau lewat Semarang.”
“Oh? Benarkah Vi? Aku tunggu di SimpangLima ya .... ntar aku beritahu tempatnya!”
Simpang Lima Semarang, suatu sore.
Usai menemui keluarga Vi yang beristirahat di Holiday Inn jalan Ahmad Yani, Haryo mengajak gadis itu ke Simpang Lima. Sebuah pusat keramaian yang sangat ikonik dengan kota Semarang. Di sebuah kedai Baso Lapangan Tembak keduanya ngobrol.
Begitu keduanya duduk berhadapan, Haryo tersenyum terus tak henti sambil menatap Vi yang memerah wajahnya.
“Ngapain ngeliatin terus?”