Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tamu dari Perbatasan

15 Juni 2016   23:13 Diperbarui: 27 Oktober 2017   23:46 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kok omonganmu dalam sekali Tomo?”

“Ya ilayaah ... turunan ustadz!”

“Alhamdulillah ... kalau begitu nanti aku bakal banyak tanya ya Tom!”

“Hahaa!”

Drajat diam sejenak, kemudian menyeruput kopi yang masih tinggal separo. Tamtomo mengamatinya . Sebenarnya laki-laki itu merasa kasihan dengan Drajat, ya, dia tahu kisah cintanya yang sering gonta-ganti incaran, tapi belum pernah berhasil.

“Tomo! Istrimu kan guru, betul?”

“O iya, Kenapa memangnya?”

“Kenapa kamu pilih guru?”

“Aku bukan milih gurunya. Tapi aku memang dijodohkan dengan seorang guru.”

“Terus milih apanya?”

“Ya karena cinta laaah. Nah yang aku cintai itu kebetulan guru!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun