Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tamu dari Perbatasan

15 Juni 2016   23:13 Diperbarui: 27 Oktober 2017   23:46 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.republika.co.id

“Enggih Bu! Matur nuwun sarane.”

“Gye Ris, ari jan-jane ko seneng karo Tomo apa ora si? Koh si Tomo ngasi mutus hubungan HP-ne?”

“Aaaah.... Ibune kepripun si? Wong sederenge pengantenan ben empun seneng, lah seniki empun pengantenan, empun gadhah Kartika, nggih semakin seneng, seneng laaah! Cintrong! Hihihi....”

“Oalaaahh.... iya syukur lah ari kaya kuwe. Inyong uga  jiaaan seneng banget lho, nduwe mantu ayu kaya ko Ris! Kaya widadari!”

“Ahahaa.... ibune ampun ngalem kula laaah! Dados melar niki irunge kulo!”

Sore itu sama seperti hari kemarin. Nihil. Bahkan ke mertua sendiri juga tidak memperoleh informasi tentang suaminya.  Termasuk kemarin siang mencari informasi di Batalyon Cakra Bhuya, komandan menyatakan katanya di Entikong tak ada masalah apa-apa.  Entikong aman. Tapi katanya banyak yang tidak bisa dihubungi. Mestinya jika HP-nya rusak atau hilang, dia kan bisa beli lagi. Pikir Riris setengah menyalahkan suaminya.

***

Rabu, 15 Juni 2016.

Dari pagi Riris gelisah. Kebetulan pekerjaan di sekolah tinggal sedikit, hanya mengolah nilai rapor, maka ia buru-buru mendahului teman-temannya untuk pulang duluan. Di rumahpun ia gelisah.  Ia buka face book, barangkali ada sesuatu yang bisa diakses lewat media itu. Nihil. Tak ada apa-apa.

Riris kecewa. Tanggal 15 Juni adalah ulang tahun pernikahan. Ini adalah hari yang hambar. Hari yang membuat pikirannya kalut. Hari yang tidak indah sama sekali. Beda dengan tahun lalu, ia merayakan ulang tahun pernikahan di kebun raya Baturraden. Ya, rekreasi bertiga dengan makan bersama. Ah, indahnya tahun kemarin.

Hari ini Riris kesal kepada sistem. Kesal kepada nama Entikong, yang telah membawa suaminya ada di sana. Hanya sekedar telepon saja tak bisa. Tak biasanya suaminya begitu. Ada masalah apa sebenanya? Ia kesal. Ibu mertuanyapun tak tahu pula kabar anaknya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun