“Jangan!” teriak Zaniar sambil mengelitkan tangannya, kemudian mempercepat langkahnya.
“Wuah ! Pinggangmu! Hiaaa….!” pemuda itu kemudian dengan cepat menerkam ke arah Zaniar dari belakang.
Hap! Tangkapan itu tepat. Kedua tangan pemuda itu melingkar di pinggang Zaniar. Karena kaget secara reflek menggerakkan sikunya ke belakang.
Duk! Aaaaa…hhh….!
Siku Zaniar secara telak menghajar mulut pemuda itu. Secara reflek pemuda itu melepaskan tangan yang memeluk pinggang Zaniar, kemudian meringis sambil memegang mulutnya. Dari sela-sela jari tangan yang memegang mulut tampak cairan merah meleleh. Rupanya bibir pemuda itu pecah.
“Sialan kamu!” teman pemuda yang tadi diam kini menghampiri Zaniar.
“Maaf tidak sengaja…..”
“Setan! Lihat mulut temankuuuu ….” katanya dengan mata garang.
“Tidak sengaja…”
“Kamu memang tidak tahu diuntung!” kata teman pemuda pertama merangsek seperti hendak menjambak kerudung Zaniar. Zaniar meloncat mundur.
“Saya minta maaf!”