Mohon tunggu...
Dicky Zulkifly
Dicky Zulkifly Mohon Tunggu... Jurnalis -

Aku hanya seorang pembelajar, yang tidak tahu apa-apa. Tugasku mengetahui banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengajak Desa Berlari

28 Agustus 2015   03:12 Diperbarui: 28 Agustus 2015   03:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengarahkan pembangunan desa, haruslah oleh pihak yang mengerti teori dan praktik pembangunan berbasis pedesaan. Tentu, bukan pembangunan yang alakadarnya. Desa memerlukan pendidikan berkualitas, desa memerlukan pembangunan ketahanan pangan, pengelolaan kawasan agraris, serta desa memerlukan kemajuan teknologi.

Dengan demikian, seharusnya yang menjadi kepala desa itu minimal memiliki jenjang lulusan strata satu (S-1). Paling tidak, orang seperti ini paham secara metode dan sistem. Bukan mengecilkan dan pilih kasih dalam memandang strata sosial. Tetapi ini adalah realita yang dibutuhkan desa. 

Apalagi semenjak terbitnya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Pmerintahan Desa. Dimana desa memiliki kebijakan otonom berlebih. Mulai dari perencanaan kebijakan peraturan desa (Perdes), pendapatan asli desa (PADes), anggaran pendapatan belanja desa (APBDes), perencanaan teknis pembangunan sampai penentuan reformasi birokrasi aparatur Pemdes.

Apa yang akan terjadi pada desa kita jika dipimpin oleh pihak-pihak yang memang bisa dikatakan belum siap dan tidak kompeten?

Ini yang menurut hemat pemikiran dan naluri rasa pribadi penulis yang masih diluputi keawaman, desa harus dibangun dan diarahkan menuju puncak kejayaan dan peradaban. Artinya, kualifikasi itu penting. Meski semua beranggapan, pengetahuan, wawasan, skill dan kreatifitas itu bisa diolah berdasarkan kerja keras dan waktu.

Seharusnya desa berlari, untuk meraih sebuah puncak kejayaan. Untuk bisa berlari cepat, tidak mungkin melibatkan orang yang cacat, sakit, atau bahkan tidak mampu berlali. Maka haruslah seorang yang siap untuk berlari. Siap skillnya, tenaganya, dan mentalnya.

Disamping pembenahan aparatur Pemdes, desa harus dibenahi dari segi infrastruktur. Mulai dari infrastruktur jalan, bangunan sekolah, pesantren, kantor desa, sampai pos ronda. Ketika jalannya baik, akses transfortasi sebagai sarana dan prasarana penunjang, akan berdampak pada membaiknya laju perekonomian desa. 

Sehingga tidak ada lagi tenaga pengajar, pelajar, warga desa, sampai petani yang mengeluh jalan di depan rumah mereka tidak layak dilalui. Petani akan mudah mengirim penjualan hasil panen, mobil antar jemput sekolah akan cepat sampai, aparatur Pemdes semangat dalam mengabdi, akses kunjungan desa akan meningkat, sampai meningginya daya dorongan kreatifitas masyarakat desa untuk mengimbangi laju perkembangan kemajuan desa. 

Timbullah proses peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks kebahagiaan masyarakat desa. Karena infratruktur yang baik, akan berdampak pada kesejahteraan yang baik pula. Ini yang disebut menjemput masa depan desa.

Mengapa harus desa yang pertama mesti dibenahi. Karena dari pembangunan desa yang baik, akan mendukung pembangunan daerah yang baik juga. Desa tidak lagi tidur di atas limpahan kekayaan alam. Desa sudah lagi bisa mandiri, disamping dukungan dari pemerintah kabupaten, provinsi sampai pusat.

Ini karena masyarakatnya sudah cerdas dalam mengolah pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan dan energi. Semua potensi desa dimaksimalkan. Tidak akan lagi terjadi peningkatan angka permohonan tenaga kerja, yang sejauh ini muncul dari masyarakat desa. Mulai pekerja sosial, buruh pabrik sampai keinginan menjadi Pekerja Negeri Sipil (PNS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun