Setelah ritual selesai, Aisyah merasa seolah dirinya telah berubah. Bukan lagi Aisyah yang lemah dan mudah disakiti. Ia merasa penuh dengan energi, penuh dengan kekuatan. Ia yakin, bahwa mulai hari ini, tidak ada lagi laki-laki yang bisa menolak pesonanya.
Beberapa hari setelah ritual, Aisyah mulai melihat perubahan dalam hidupnya. Setiap laki-laki yang ia temui, selalu menunjukkan ketertarikan yang luar biasa padanya. Mulai dari teman-temannya, rekan kerja, hingga laki-laki yang baru dikenalnya, semua terpesona pada Aisyah. Laki-laki yang biasanya bersikap dingin padanya, kini mulai mengejarnya, berusaha mendapatkan perhatiannya.
Dengan kekuatan barunya, Aisyah mulai merancang rencana. Ia akan menggunakan ketertarikan laki-laki ini untuk keuntungannya sendiri. Setiap kali ada laki-laki yang terpikat padanya, Aisyah tak ragu untuk meminta hadiah-hadiah mahal, menguras harta mereka tanpa rasa bersalah. Baginya, ini adalah pembalasan atas semua luka yang pernah ia terima.
Namun, di balik itu semua, Aisyah juga merasa sedikit kosong. Ada bagian dari dirinya yang bertanya-tanya, apakah ini benar-benar apa yang ia inginkan? Namun ia menepis pikiran itu, memilih untuk fokus pada rencananya untuk membalas dendam.
Suatu hari, saat Aisyah sedang duduk di sebuah kafe, ia melihat seseorang yang sangat familiar. Hatinya berdegup kencang saat menyadari bahwa pria itu adalah mantan kekasihnya, Dimas, yang dulu pernah mencampakkannya begitu saja. Dimas, pria yang pernah ia cintai sepenuh hati, dan yang pertama kali membuatnya merasakan patah hati yang mendalam.
Aisyah tersenyum sinis. Ini adalah kesempatan yang ia tunggu-tunggu. Kesempatan untuk balas dendam. Ia mulai menyusun rencana di kepalanya. Ia akan mendekati Dimas, membuatnya jatuh cinta, dan kemudian menghancurkannya seperti yang pernah Dimas lakukan padanya.
"Dimas, lama tidak bertemu," sapa Aisyah dengan lembut. "Kau terlihat berbeda."
Malam itu, Aisyah dengan sengaja mendekati Dimas. Awalnya, Dimas tampak terkejut melihat Aisyah, namun dengan pesona yang ia miliki sekarang, Dimas tak butuh waktu lama untuk kembali tertarik pada Aisyah. Mereka mulai mengobrol, bertukar cerita, dan tak lama kemudian, Dimas pun kembali jatuh ke pelukan Aisyah.
Dimas yang kini sudah memiliki kekasih lain, tanpa ragu meninggalkan perempuan itu demi Aisyah. Seperti yang sudah ia rencanakan, beberapa bulan hubungannya dengan Dimas, Aisyah mulai meminta ini dan itu pada Dimas. Barang-barang mahal, perjalanan mewah, semua ia minta tanpa ragu. Dan seperti yang diduga, Dimas menuruti semua keinginannya. Bahkan, ketika uangnya mulai menipis, Dimas mulai berhutang demi memenuhi keinginan Aisyah.
"Aku sangat ingin pergi berlibur ke Paris," katanya dengan nada menyesal. "Tapi aku tahu, itu mungkin terlalu mahal."
Dimas, yang telah terperangkap dalam pesona Aisyah, tidak bisa menolak. Ia menyetujui permintaan Aisyah dan membelikan tiket pesawat serta akomodasi mewah. Namun, Aisyah tidak berhenti di situ. Ia mulai meminta lebih banyak barang mahal seperti perhiasan, mobil mewah, dan berbagai hadiah lainnya.