Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ritual untuk Memikat Hati Laki-laki

30 Agustus 2024   18:04 Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:09 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun begitu, bayangan masa lalu tetap menjadi bagian dari hidup mereka. Arya sering dilanda keraguan dan rasa sakit yang masih belum sepenuhnya sembuh. Kadang-kadang, saat melihat Aisyah, ia teringat akan pengkhianatan yang telah merusak pernikahan mereka. Tapi ia juga tahu bahwa untuk melangkah maju, ia harus berusaha untuk memaafkan, meskipun itu tidak mudah.

Mereka berdua mengikuti konseling pernikahan, mencoba memperbaiki komunikasi yang sempat hancur. Melalui sesi-sesi yang panjang dan penuh emosi, Aisyah dan Arya mulai memahami lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan satu sama lain. Mereka belajar untuk berbicara jujur tentang perasaan dan ketakutan mereka, tanpa saling menyalahkan.

Aisyah berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan bahwa ia telah berubah. Ia tidak lagi tertarik pada kehidupan malam atau godaan dari luar. Fokus utamanya sekarang adalah keluarganya, terutama putri kecil mereka. Ia tahu bahwa butuh waktu bagi Arya untuk mempercayainya kembali, tapi ia bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Pada suatu hari, saat mereka sedang berjalan-jalan bersama putri mereka di taman, Arya tiba-tiba berhenti dan memandang Aisyah. "Aku tidak akan mengatakan bahwa aku telah sepenuhnya melupakan apa yang terjadi," katanya dengan suara pelan, "tapi aku ingin kita berusaha, Aisyah. Aku ingin kita memberikan kesempatan ini demi anak kita."

Aisyah tersenyum lemah namun penuh rasa syukur. "Terima kasih, Arya. Aku akan melakukan apa pun untuk memperbaiki semuanya."

Mereka berdua tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Akan ada banyak rintangan dan godaan yang mungkin akan menguji hubungan mereka lagi. Tapi kali ini, mereka berdua berjanji untuk tetap bersatu, menghadapi semua itu bersama-sama. Mereka memutuskan untuk meninggalkan masa lalu dan fokus pada masa depan, dengan harapan bahwa cinta yang dulu pernah ada di antara mereka bisa tumbuh kembali, lebih kuat dari sebelumnya.


Menyulam Kembali Cinta

Waktu terus berlalu, dan perlahan namun pasti, Aisyah dan Arya mulai menemukan keseimbangan baru dalam hidup mereka. Putri mereka, yang kini berusia beberapa bulan, menjadi penghubung yang kuat antara mereka. Setiap senyuman dan tawa bayi itu memberikan kekuatan dan kebahagiaan yang tak ternilai.

Arya mulai kembali mempercayai Aisyah, meskipun luka di hatinya belum sepenuhnya sembuh. Ia melihat usaha Aisyah untuk menjadi istri dan ibu yang lebih baik, dan itu memberinya harapan. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama sebagai keluarga, menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana, seperti memasak bersama, bermain dengan putri mereka, atau sekadar duduk di teras rumah sambil menikmati matahari terbenam.

Namun, meskipun cinta mereka perlahan tumbuh kembali, tantangan tetap ada. Aisyah masih harus berjuang melawan rasa bersalah yang terkadang kembali menghantuinya. Ada saat-saat di mana ia merasa tidak layak mendapatkan kebahagiaan yang kini dirasakannya. Tapi setiap kali perasaan itu muncul, ia mengingatkan dirinya bahwa perubahan membutuhkan waktu, dan yang penting adalah terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Arya, di sisi lain, juga harus belajar untuk melepaskan. Ia mulai mengerti bahwa memaafkan bukan berarti melupakan, tapi menerima bahwa masa lalu tidak bisa diubah, dan yang bisa mereka lakukan sekarang adalah membangun masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun