" Ca, tau engga si diza pindah" katanya menghampiriku
" Oh iya , kapan ? kemana?" kataku sedikit tertegun
" Katanya mah di Tsanawiyah daerah cigondewah" katanya lagi
" Ohh" kataku
" Eh katanya mah diza pindah gara-gara kamu ca, kamu sih bet tutulisan dibuku sagala tentang perasaan" kata iwan lagi
Aku hanya bisa menangis mendengar itu dan aeni langsung memarahi iwan.
" Naon maksud na wan, kamu teh jangan asal bicara, buat anak orang nangis wae, udah sana pergi" usir aeni kepada iwan.
Seketika itu aku langsung dihibur oleh aeni. Berbagai cara dia lakukan agar aku bisa tertawa lagi. Namun kali ini triknya tidak berhasil, aku tetap sedih dan semakin melamun.
" Aen, emang aku salah jika punya perasaan terhadap diza" kataku sambil menangis.
" Engga ca, gak ada yang salah menrutku, setiap orang allah titipkan hati untuk merasakan kasih dan sayang kepada yang lain" jawab lagi aeni
" Lantas kenapa, diza sebegitu membenci diriku, sampai dia harus pindah sekolah" kataku lagi.