Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Novel) Racikan Tinta Calon Apoteker - Episode 2

30 Oktober 2020   08:52 Diperbarui: 30 Oktober 2020   09:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Dizaaaaa....." teriaku kencang kemudian sedikit berbisik " Ya rabb jangan biarkan aku terlihat menyukainya"

Setelah kami menyelesaikan hukuman, kami langsung bergabung untuk memainkan tekhnik dribbling, passing dan shooting dalam permainan bola basket secara bergantian. Pukul 10:00 olahraga sudah selesai, karena masih ada waktu sekitar tiga puluh menit akhirnya teman laki-laki menggunakan kesempatan untuk bermain sepak bola saja. Sedang kami anak perempuan memilih duduk di samping untuk memberikan dukungan kepada salah satu tim.

Permainan pun di mulai, mataku hanya tertuju kepadanya saja. Tidak usah ditanya lagi, tentu saja aku mendukung tim dia. Baru saja permainan dimulai, dia sudah menunjukan kepiawaiannya dalam mengoper dan mencetak bola.

" Gollllll" semua anak perempuan bersorak untuk kemenangan tim diza. Begitupun aku yang sangat terlihat antusias dan suaraku paling besar diantara yang lain. Lima belas menit berlalu, skor masih unggul di tim diza. Persaingan semakin sengit, kedua tim saling memperkuat pertahanan agar tidak kebobolan. Kemudian saat detik-detik terakhir semua penonton mulai degdegan tidak karuan. Setiap pendukung tak ingin tim nya kalah. Namun tak disangka diza kembali mencetak gol di detik terakhir.

" Yeeeeeeeeeeee" kami bersorak untuk kemenangan tim diza.

Pertandingan selesai, dengan skor 2-0, kami pun berganti pakaian dan kembali ke kelas untuk melanjutkan mata pelajaran terakhir yaitu matematika. Kami bersyukur karena dengan belajar matematika secara tidak langsung diajak untuk berpikir. Hingga kita tidak mengantuk, meskipun sudah lelah berolahraga. Jam dinding sudah menunjukan pukul 12:00, bel tanda pulangpun berbunyi. Kami merapihkan seluruh alat tulis dan mulai berhamburan keluar kelas.

 Hari itu aku pulang bersama Erna, Aeni, Ika dan Siti. Kami memiliki rencana untuk membuat seblak di rumah erna. Saat kami sudah di luar gerbang, tiba-tiba dari arah belakang ada yang menggelitik pinggangku begitu saja. Saat ku lihat ternyata itu diza. Akupun refleks mengejarnya, namun karena dia berlari cepat akhirnya aku menyerah. Kesal bercampur dengan bahagia, begitulah rasanya hari itu.

" Cie...cie, kayanya diza suka deh sama kamu ca" Ujar aeni

" Iyah benar tuh" sahut ika dan erna. Namun yang aku lihat siti hanya terdiam saja sambil memandangi jalan.

" Udah,, udah jangan ngomongin dia, sebel aku" kataku sambil menyembunyikan perasaan.

" Sebel atau sebel" ujar aeni kembali. Sedang aku hanya tersipu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun