Aira berusaha duduk, aneh? Aira merasakan tubuhnya sangat berat, perlahan ia beringsut bangun. Aira menoleh ke ranjang Bagus,
“Tidaaaaaak….nggak mungkiiiiin!!” jerit Aira histeris. Gelap! Aira merasakan bumi yang di pijaknya berputar sangat cepat.
**
Di temani Tasya dan kedua Orang Tua Bagus, Aira berjalan tertatih menuju gudang di belakang rumah Bagus. Aira tertegun lama memandang gudang tua itu.
Bayangan masa lalu berhamburan memenuhi pandangannya, tubuh Aira limbung. Dengan sigap Ayah Bagus, menahan tubuh Aira agar tak jatuh ke tanah. Dituntunnya Aira memasuki gudang tua itu…
Entah, kekuatan darimana yang menjalari tubuh Aira saat melihat kotak besar di pojok gudang itu, Aira melepaskan tangannya dari pelukan Ayah Bagus.
Di dekatinya kotak itu, dibukanya dengan sangat hati-hati. Aira terkesima! Begitu juga dengan yang lain. Nanar mata Aira menyapu seluruh benda-benda yang ada di dalam kotak itu, matanya yang sembab memerah kian mengecil di penuhi genangan air mata yang terus jatuh. Aira meremas baju putih indah yang ada di dalam kotak itu. Aira membisu.... tubuhnya luruh jatuh ke lantai.
***
Aira, cintaku...
Di matamu, mungkin Aku adalah laki-laki tak bernyali, tak memiliki harga diriAku pengecut! Pecundang! Aku tak mampu mempertahankan cinta putih kita. Teganya aku memberimu derita, Derita yang kini menyiksa jiwaku…
Aira... maafkan aku, aku tak kuasa menolak permohonan seorang ibu yang menangis meregang nyawa saat melahirkan aku. Aku terpaksa Ra... terpaksa memenuhi keinginan Ibu untuk menikahi saudara jauh kami. Wanita itu hamil di luar nikah, kekasihnya pergi mengingkari tanggung jawabnya.