Mohon tunggu...
Dian Wijayanti
Dian Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Saya sangat mengenali diri saya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Contoh Cerita Pendek "Tak Berpangkat"

22 Juni 2021   21:38 Diperbarui: 22 Juni 2021   22:00 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"3 hari sebelum Nadine demo kemarin, Nadine ikut lomba inovasi teknologi untuk meningkatkan perekonomian. Mungkin ini terdengar aneh buat ibu. Menurut ibu ini bersebarangan dengan jurusan Nadine. Tapi Nadine sering ikut pelatihan inovasi teknologi. Ketika mengetahui ada lomba ini, Nadine langsung berkolaborasi dengan teman-teman dari jurusan IT dan ilmu ekonomi. Alhammdulillah bu kami menang. Dan ini adalah hasil yang kami dapatkan kemarin."

"Tapi nak" Ibu mencoba menyangkal penjelasanku.

"Sudahlah bu. Nadine masih ada banyak proyek." Aku mencoba menenangkan ibu agar mau menerima uang pemberianku.

"Oh iya. Mending kita sekarang siap-siap terus kita ke klinik." Ujarku semangat

"Terima kasih ya nak."

"Terima kasih ya kak."

Kami bertiga berpelukan di teras rumah. Momen seperti ini menjadi momen terbaik kami. Meskipun hidup sederhana kami merasa sangat kaya dimana setiap masalah yang kami hadapi selalu terselesaikan dengan meminggirkan ego masing-masing.

Beginilah hidup tanpa kehadiran sosok ayah. Kami terpaksa saling membantu dalam hal apapun, termasuk finansial. Pekerjaan ibu sebagai guru PAUD dengan bayaran yang tidak seberapa terkadang belum bisa mencukupi kebutuhan kami. Itu sebabnya mengapa saya sangat berambisi untuk sesering mungkin mengikuti lomba, karna hasilnya bisa aku tabung untuk membayar uang kuliah dan keperluan kuliah yang lain.

***

Aku senang dengan apa yang aku jalani saat ini, meskipun cukup melelahkan dan tidak menghasilkan uang. Tapi paling tidak aku bisa melakukan seuatu yang bevmanfaat bagi ornag lain. Memang benar, demo hanya bikin jalan jadi macet, bikin rusuh, fasilitas banyak yang ruak. Tapi, tidak semua demo berakhir dengan kerusuhan. Beberapa aksi solidaritas yang aku ikuti selalu berjalan damai. Bahkan banyak orang yang tertarik mengikuti kegiatan rutin kami setelah melihat aksi kami. Satu kebanggaan buat saya pribadi mampu mengajak orang lain untuk mampu berpikir lebih kritis dalam mengahadapi tantangan zaman yang semakin sulit.

Kesibukan di kampus dan forum pergerakan kerap kali membuatku penat dibuatnya. Untung saja aku punya teman-teman hebat di rumah nyaman. Ya, mereka adalah teman-teman yang aku temui di jalanan. Mereka berlatar belakang anak autis, orang jalanan, gelandangan, pengemis, disabilitas, dan anak-anak yang terpaksa putus sekolah karna tidak memiliki biaya. Berawal dari ketertarikanku melihat ibu yang ikhlas membantu memberikan bimbingan belajar gratis di rumah, akhirnya aku tertarik melakukan hal yang sama di tempat aku mengenyam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun