Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saksi

19 Desember 2023   16:12 Diperbarui: 19 Desember 2023   16:13 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku sudah menduganya sejak awal, kalau kecelakaan yang aku alami adalah rencana seseorang. Namun aku tidak habis pikir, kenapa harus dia?"

Aku tetap belum bisa memercayai semuanya. Pikiran dan hatiku berusaha menepisnya. Namun rangkaian cerita yang disampaikan Nala memang begitu sempurna. Membuatku harus percaya bahwa itu nyata.

Rasa kecewa bercampur aduk dalam dada. Memancing seluruh nyeri di sekujur tubuhku datang kembali.

"Nala, aku tidak mau membahas ini lagi. Aku lelah, ingin istirahat," ucapku pada Nala. 

Menahan rasa kecewa ternyata memerlukan energi yang luar biasa besar. Badanku terasa lemah lunglai.

"Baik, aku akan mengantarmu ke dalam untuk istirahat," ucap Nala.

Dengan dipapah Nala, aku berhasil berbaring di kamarku. Mataku terpejam tetapi pikiranku kacau. Aku meminta agar Nala membiarkanku sendirian.

"Ya sudah, istirahat saja, yang tadi tidak perlu dipikirkan. Aku pergi dulu."

Nala meninggalkanku sendirian dengan kekacauan di kepala yang semakin bertambah besar.

**

Malam kian meninggi ketika Ardi mengirim pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun