"Ta, hari ini aku bilang hari spesial kan? Kamu pasti kaget, aku bakal omongin yang penting ke kamu."
"Ngomong aja, aku bakal dengerin kok."
Deva bersiap-siap berbicara, kelihatannya sedikit gugup. Ah ini kenapa sih, aku pun terbawa deg-degan.
"Ta, coba bayangin kita udah kayak gini 10 tahun. Aku udah kenal kamu, kamu juga udah kenal aku. Ta, aku bersyukur punya orang deket kayak kamu. Umur kita juga sudah dewasa Ta, sudah sepantasnya kita mendapatkan separuh jiwa kan?" tanyanya dengan menatapku. Jelas aku terdiam, aku sudah gugup saat dia mulai berbicara. Tapi aku coba menjawab pertanyaannya.
"Iya lah, tinggal nunggu yang dateng aja ke rumah hahaha." kataku sambil berusaha menyingkirkan gugup dan malu.
"Gini ya Ta, sebenernya aku pengen ngomong sesuatu sama kamu."
"Ngomong apa sih Dev? Please deh jangan buat aku nunggu. Ayo ngomong aja."
"Aku ... Sebenernya ... Emm, aduh gimana ya ngomongnya. Ta, tapi kamu jangan marah ya? Janji dulu dong."
"Bilang aja, aku gak janji."
"Ya udah deh. Gini Ta, sebenernya aku mau bilang ke kamu kalau aku.. "
"Apa sih? Ihh gemes deh cepet bilang." kataku gemas.