"Neng, kok kamu ngelamun sih? Gak baik itu teh. Ayo ke dalem masuk."
"Gak mau Bu, masih mau liat air hujan." kataku sambil mengambil air teh nya.
"Ih ayo, itu di dalem ada yang mau ketemu."
Ketemu? Aku melirik jam di layar handphone, sudah pukul sepuluh. Siapa sih udah malem gini mau ketemu.
"Males ah Bu, aku mau tidur. Bilangin aja aku udah tidur."
Ibu tidak menjawab dan langsung pergi, tapi aku mendengar ada yang menghampiri.
"Bener gak mau ketemu?"
Aku memutar badan, aku sudah malas. Itu Deva, dia yang selama ini berteman denganku sejak sepuluh tahun lalu. Aku hendak pergi tapi dia menyeret lenganku dan menyuruhku duduk.Â
Aku tau kalau aku salah, tapi mau bagaimana lagi toh dia sudah membuatku kecewa hari ini. Tanpa banyak bicara dia mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya. Hadiah? Wah sepertinya itu hadiah yang aku minta.
"Kalau mau hadiahnya ngomong, kalau nggak ngomong juga bakal aku ambil lagi hadiahnya terus aku balikin ke penjualnya."
Aku tersenyum sebal ke arah yang lain. Aku segera mengambil hadiah itu dengan pura-pura masih kesal.
"Tuh kan, makanya jadi orang jangan cepet ngambek. Dasar nyebelin."