Mohon tunggu...
Dian Mayasari
Dian Mayasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMAN 1 Purwosari

Pembelajaran Matematika, Musik POP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Kebun Toga Sekolah sebagai Sumber Belajar Bab Peluang

5 Juni 2023   15:10 Diperbarui: 5 Juni 2023   15:38 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           

Berdasarkan gambar 3.3 diperoleh bahwa ada enam cara penanaman empat tanaman serai, yaitu 6  cara. Sehingga juka ada enam tanaman maka ada   cara. Akibatnya jika ada n tanaman maka ada   cara.

            Berdasarkan hasil observasi, siswa terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran, bahkan ada yang membawa cangkul dari rumah. Untuk menggali pengetahuan awal siswa, guru memberi siswa pertanyaan pancingan tentang materi yang diperlukan untuk dapat memudahkan siswa memahami materi peluang. Siswa meresponnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Guru menentukan kelompok siswa pada pertemuan sebelumnya sehingga siswa benar-benar siap dan waktu pembelajaran dapat dimaksimalkan dengan baik. Kemudian guru mengajak siswa untuk ke kebun toga sambil membawa peralatan berkebun dan alat tulis. Guru menginstruksi siswa untuk mengamati penanaman tanaman di kebun toga tersebut kemudian guru menanayakan permasalahan banyak cara urutan penanaman tanaman-tanaman tersebut.

            Siswa menanam tanaman yang mereka bawa masing-masing sesuai urutan yang telah diatur. Saat proses penanaman, terjadi sedikit kegaduhan karena setiap kelompok dituntut menanam dengan urutan yang berbeda dengan kelompok lain. Akibat permasalahan tersebut, terjadi kompetisi siapa yang tercepat menanam agar tidak sama dengan kelompok lain. Guru sengaja membiarkan namun tetap diawasi supaya ada unsur permainan atau kompetisi supaya siswa aktif dan kreatif. Satu siswa dari masing-masing kelompok bertugas mengecek urutan penanaman mereka apakah sama dengan kelompok lain. Guru melayani pertanyaan dari siswa dan membimbing siswa. Kelompk yang sudah tidak dapat menemukan urutan penanaman yang berbeda diperbolehkan sama dengan kelompo lain dengan catatan mereka sudah berusaha menemukan cara penanaman yang lain namun sudah tidak dapat menemukan.

            Setelah semua tanaman tertanam dengan baik, masing-masing kelompok mengamatinya. Kemudian mereka mendiskusikan banyak urutan penanaman lidah buaya dengan urutan yang berbeda dan penanaman serai dengan penanaman melingkar. Setelah siswa memanfaatkan tanaman di kebun toga sebagai sumber belajar materi kaidah pencahahan, siswa kemudian  secara kelompok menjawab permasalahan yang diberikan guru di awal pembelajaran. Siswa terlihat semangat berdiskusi walau kondisi mereka kotor dan guru berkeliling mengamati dan membimbing diskusi kelompok.

            Pada akhir pembelajaran, siswa kembali ke kelas dan melaksanakan diskusi kelas. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi. Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menyimpulkan cara menentukan banyak cara mengatur suatu objek secara berjajar dan melingkar.

            Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ada beberapa kendala, yaitu beberapa kelompok misal kelompok 1, 2, dan 7 belum memberi label nama pada tanaman mereka. Seharusnya guru memastikan pelabelan sebelum pembelajaran dimulai agar tidak memakan waktu lama. Guru juga harus menyiapkan lahan yang akan digunakan untuk menanam karena hal ini membutuhkan lahan yang cukup agar tidak berdesakan dengan tanaman lain. Selain itu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran di kebun antara lain membutuhkan manajemen waktu dan menejemen kelas yang baik. Guru harus bekerja ekstra mengontrol siswa dan mengontrol waktu pembelajaran agar selesai dengan tepat. Pelaksanaan pembelajaran ini juga harus ditunjang dengan tersedianya lahan yang cukup.

            Untuk mengatasi beberapa kendala di atas, diperlukan persiapan yang matang. Guru harus menyiapkan rencana pembelajaran dengan baik dan menaati setiap langkah pembelajaran dan alokasi waktu yang telah dibuat. Guru ada baiknya menentukan ketua kelompk agar setiap ketua kelompok bertanggung jawab akan kelompoknya sehingga manajemen kelas dapat terkontrol. Pembagian kelompk juga harus heterogen sehingga diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat berjalan dengan baik.

            Siswa awalnya kebingungan bagaimana cara urutan menanam agar sesuai perintah guru yaitu tidak boleh sama urutannya dengan kelompok lain. Misalnya dalam penanaman tiga tanaman lidah buaya, enam kelompok dapat menanam dengan urutan yang berbeda satu sama lain, namun ada tiga kelompok yang terpaksa sama dengan kelompok lain. Mereka mencoba-coba di buku mereka apa saja kemungkinan cara penanamannya. Namun mereka hanya menemukan 6 cara dan terpaksa sama dengan salah satu kelompok lain. Guru kemudian menanyakan kepastian apakah memang sudah tidak ada cara penanaman dengan urutan yang berbeda lagi. Setelah siswa memastikan sudah tidak ada, guru mempersilakan siswa menanam sesuai urutan yang mereka ingin walaupun sama dengan kelompok lain.

            Selama proses pembelajaran di kebun, siswa harus dipastikan kondusif dan benar-benar mengerjakan apa yang menjadi tugas mereka. Ketika diajak untuk berkumpul untuk memasuki diskusi kelas siswa terkesan masih enggan meninggalkan tanaman yang mereka tanam. Lalu guru mengajak siswa berkumpul di taman sekolah untuk mendiskusikan hasil temuan mereka. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil temuan mereka dan kelompok lain menanggapi. Mereka takjub ternyata jika ada 5 tanaman lidah buaya ditanam secara berjajar ternyata ada 120 cara. Hal tersebut tidak mungkin mereka daftar dan coba satu-satu. Dari pengalaman belajar tersebut akhirnya mereka memahami pentingnya belajar peluang.

            Dengan menggunakan tanaman toga sebagai sumber belajar kaidah pencacahan, siswa dapat memahami urutan apa saja yang mungkin sekaligus mendapat rasa bangga telah membantu menciptakan tempat asri di sekolah. Biasanya siswa hanya terpaku dengan simbol A, B, dan seterusnya atau hanya nama suatu benda yang disusun tanpa melakukan sesuatu. Melaui kegiatan ini, siswa selain belajar juga mendapat pengalaman. Selain itu berdasarkan hasil wawancara siswa merasa senang. Rasa senang siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Hernawati,  2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun