"Fid, ibu lihat-lihat ada rumah dikontrakan atau rumah kosong dekat jalan buntu. kita tanya berapa harganya ke pak RT Didu, ya nak?"
"Yang mana bu? Di Jalan L itu?"
"Iya"
"Boleh bu, nanti Fid ke sana. Ibu sudah capekan istirahat dulu. Nanti Fid, cari tahu siapa pemiliknya ya bu."
Rindia beristirahat sejenak, Fidya menyelesaikan pekerjaan di dapur dengan cepat dan menyiapkan makan siang untuk mereka. Dia menemui pak RT Didu menanyakan pemilik rumah di Jalan buntu L. Menurut pak Didu, rumah itu sudah tidak dihuni oleh pemiliknya karena semua sudah wafat. Jika ingin tinggal dipersilahkan. Karena sudah banyak yang tinggal tapi tidak ada yang tahan. Banyak dedemitnya kata pak Rt Didu. Fidya meminta kunci rumah tersebut dan masuk bersama pak RT Didu, yang selalu membersihkan rumah itu. Dia mangatakan itu agar Fidya berhati-hati bila ingin menggunakan rumah itu tidak diperkenankan membawa lawan jenis yang belum menikah ke rumah itu selain untuk membantu. Dia pun berlari memberitahukan ibunya tentang informasi itu. dia pun menyampaikan bahwa mereka tidak perlu membayar
 "Habis makan kita beberes deh nak; kalau bisa malam ini kita masuk ke rumah itu"
"iya bu, rumahnya sejuk siiih bu; Cuma pas di kamar belakang agak bikin merinding"
"Kamu siap ga?"
"insya Allah,kita bisa ya bu!"
"Iya nak. Bersyukur ma Allah"
"Alhamdulillah... semoga Allah melindungi kita selalu ya bu"