Kebiasaan ini akan membantu mereka menerima dan memahami kegagalan sebagai pengalaman baru yang mereka terima. Sebagai bagian dari proses menuju ke tujuan keberhasilan.
Dan saat mereka berhasil, tentu saja itu menjadi momentum bagi kami untuk saling berbagi pengalaman yang kami nikmati bersama.Â
#Tiga, membantu mereka untuk meregulasi emosi mereka. Adalah fakta yang harus kita sadari bahwa dalam perkembangan kognisi mereka, anak-anak masih bersandar pada sistem limbik, yaitu bagian dari otak emosi.Â
Hingga usia 12 tahun, anak-anak pada umumnya belum sepenuhnya mampu memahami emosinya. Perlu bantuan orang tua untuk meregulasi dan memvalidasi emosi mereka.Â
Kita dan anak merasakan emosi yang sama. Bagaimana kita menyikapinya adalah hal yang tidak kalah penting dalam sebuah proses pengasuhan. Maka penting bagi kita dan anak membicarakan cara-cara untuk menanggulangi setiap emosi yang datang.
#Empat, hal yang tidak kalah penting adalah hindari memaksa anak menjadi pribadi lain. Biarkan mereka bersinar sebagai diri mereka sendiri.
Setiap kita mempunyai struktur otak yang berbeda satu dengan yang lain. Begitu uniknya sehingga menjadikan kita tidak seragam. Begitu pun anak-anak.
Biarkan saja mereka menjadi diri mereka. Nah, ini yang terkadang masih sulit kita terapkan pada anak-anak. Namun yang paling penting adalah bahwa peran nyata kita sebagai orang tua yang hadir saat anak-anak berada pada saat mereka dalam kesulitan.
Selamat berproses, selamat belajar bersama anak-anak.
Salam sehat, salam sadar.
Penulis