Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Siapkah Anak Anda Berkolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif?

23 Juli 2022   07:06 Diperbarui: 23 Juli 2022   16:12 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang menarik, adalah bahwa pada usia 3-6 tahun ini pula, anak-anak belajar tentang rasa adil dan tidak adil. Nah, tentu saja pengalaman meregulasi emosi semenjak dini akan sangat berpengaruh pada perkembangan pergaulan anak.

Tentu bila kita berkaca pada iklim pengasuhan di negara-negara nordik, mereka menempatkan pengasuhan sebagai tanggungjawab bersama. Tanggung jawab orang tua dan lingkungan.

Sistem kolaborasi lebih diperkenalkan secara luas. Sistem pendidikan di negara-negara yang diakui sebagai negara bermasyarakat dengan tingkat kebahagiaan tinggi tersebut justru membiasakan anak bersosialisasi semenjak dini.

Pola pengasuhan tersebutlah yang kemudian mulai dilirik oleh negara lain untuk mengembangkan karakter anak dalam perspektif kecerdasan sosial. Bahwa individu akan lebih cerdas untuk bertahan hidup bila mereka mampu bertahan dalam sebuah koloni. 

Namun kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita masih menjumpai anak-anak diperhadapkan pada kompetisi. Kondisi ini telah ada semenjak mereka masih berusia dini. Bahkan tidak jarang anak-anak berkompetisi dengan saudaranya sendiri. Benar atau betul?

Seberapa banyak dari kita pun disuguhi fakta bagaimana ujian di sekolah masih menjadi rujukan prestasi terbaik anak. Situasi ini merupakan faktor yang memicu anak supaya mempunyai pengalaman "lebih eksis" dibanding dengan yang lain. Bukankah kita juga sering menjumpai bagaimana anak-anak diperkenalkan dengan beragam media sosial yang menampilkan anak-anak lain dengan kemampuan glowing mereka.

Faktor inilah yang seringkali mendorong seorang anak untuk berkompetisi menunjukkan bahwa mereka pun mampu melakukan hal yang sama seperti anak lain.

Apakah yang kita lakukan tatkala kita berada ada sebuah lingkungan anak yang kompetitif? Apakah lantas kita menjauhkan anak-anak dari dunia yang pada kenyataannya selalu penuh ragam kompetisi ini? Ga lucu juga donk, yha.

Lalu apakah kompetisi adalah salah? Well, Parents. Ini bukan masalah salah atau benar. Akan tetapi, bagaimana cara pandang kita terhadap kompetisi akan sangat mempengaruhi pola pikir anak-anak.

Pengasuhan memberikan dampak kepada anak, entah itu negatif atau positif. Terletak pada cara kita menunjukkan kepada anak baik secara verbal maupun lewat perilaku sehari-hari. 

Pada umumnya, anak-anak yang cenderung overly competitive akan menunjukkan sikap yang kasar terhadap teman mereka. Tidak jarang pula ada yang menganggap mereka adalah yang paling charming, paling menarik, paling glowing diantara semua rekannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun