"Uuuhhh, menyebalkan. Tutup lagi dong, gordennya, honey..." ujarnya masih menutup mata.
"Kau yang harus bangun,"sahutku sambil mendekat padanya. Tiba-tiba tubuhku didekapnya.
"Tidak adil membangunkanku sepagi ini, Ratuku,"
"Tante Dewi sudah meneleponku, kita harus tiba di rumahnya segera. Lagipula ini juga karena Alex kan?"
" Ah, mereka pasti paham. Kita pengantin baru, kan,"tubuhku semakin erat dipeluknya.Â
Hari ini pernikahan Alex dan Ryu. Dua pribadi yang dipertemukan secara ajaib oleh semesta, seperti kami berdua.Â
"Pengantin baru? Kita sudah menikah lebih dari satu tahun ini, Dim. Dan kau masih saja manja," makin kudekatkan wajahku padanya. Dan satu ciuman lembut kuberikan pada bibirnya. Lalu satu ciuman menuntut datang dari Dimas.Â
Dering telepon terdengar dari gawai Dimas. Ah, kami biarkan sesaat. Setelah beberapa kali berdering, akhirnya ia mengangkatnya.
"Dim, angkat pantatmu dari atas tempat tidur, dan cepat kemari," suara Alex terdengar jelas di seberang telepon.
"Lex, please..."Dimas masih merajuk.
Kurebut telepon genggam dari tangan Dimas, "Alex,kami akan ke sana sebentar lagi. Jangan kuatir," kututup telepon. "Mandi atau mereka yang akan menjemput paksa kita." kataku sambil kembali duduk di meja rias.