(okay...selamat bertemu kembali, ini diharapkan akhir cerita bersambung... hehehe. Maaf beribu maaf, saya sengaja tidak akan mengulang cerita sebelumnya. Agar lebih nyaman dengan jalan ceritanya, saya sarankan, silakan membaca Asrama Putri I & II. Selamat menikmati... :)
Malam itu mereka pulang dari rumah sakit. Lyn, Devi, dan....Nala. Nala terlihat sangat kusut. Wajahnya, pakaiannya, semua sangat lusuh.Â
Sundari membuka pintu tanpa berani bertanya. Meski beribu bertanyaan sempat muncul dan terus menggantung dalam benak dan pikirannya. Ia hanya diam. Begitu pula tiga orang temannya ini.Â
Malam pun terus berlanjut. Masing-masing gadis asrama masih berkutat di kamar mereka, kecuali Ndari. Ia tak tahu harus berbuat apa. Yang ia tahu teman-temannya perlu makan. Tenaga mereka sudah habis sejak pagi tadi.Â
"Sudah tahu penyakit Ibu, Non?" tanya Budhe di dapur.
Sundari yang kerap dipanggil Ndari hanya menggeleng pelan. Ia tak tahu harus bercerita apa, karena hanya dia yang diminta untuk tinggal di rumah. Malam ini Runi menemani Bapak di rumah sakit.
"Ya, Budhe hanya berharap, semua bakal baik-baik saja. Budhe doakan semua bisa kembali seperti semula,"
"Amin, Budhe. Amin," sahut Ndari hampir tak terdengar tertelan air mata yang mulai menggelapkan pandangannya.
Terdengar suara Nala mengetuk pintu kamar Devi.
"Dev, bisa minta tolong ga?" pinta Nala. Rambutnya terlihat agak basah. Meski agak segar, lebih bersih, namun tetap saja Nala terlihat cemberut.