Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asrama Putri [Part 2]

15 September 2019   17:57 Diperbarui: 15 September 2019   18:06 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: wallpaperaccess.com

"Tapi apa?"

"Tapi Kak Nala sudah dua hari ini ga pulang, Bu,"

Jantung Bu Jannah seperti lepas dari tempatnya. Tak pernah terbayangkan olehnya putri gempal itu kini lepas darinya. Tidak. Kejadian dua puluh tahun lalu tak boleh terjadi lagi. 

Waktu itu, pertama kali dalam hidup Bu Jannah, hadir seorang putri yang paling cantik dalam pandangannya. Rambut hitam yang memerah tak terurus itu seringkali diminyaki dengan ramuan tradisional yang ia buat sendiri. Racikan ibunya waktu dulu.

Gadis gempal itu dinamainya Nala. Setiap kali pulang dari pasar, Bu Jannah tak pernah lupa membelikannya oleh-oleh. Satu kue untuk Pak Maman, satu kue lagi untuk si putri gempal. Kemana pun pergi, gadis cilik itu selalu menjadi bahan cerita. Seolah Bu Jannah baru saja mendapat wahyu, semacam anugerah dari Tuhan.

Banyak orang berkata, Nala adalah anak temon, seorang yang ditemukan di jalan, lalu di angkat menjadi anak sendiri. Bu Jannah tak pernah memperdulikan apa pun yang dikatakan orang-orang. Yang penting sekarang ia punya anak. Ia punya momongan, yang penting ia merasa penting, karena diberi mandat oleh Tuhan untuk membesarkan seorang anak.

Hingga suatu saat ia harus berhenti dari berjualan. Nala hilang. Sepulang sekolah Pak Min Becak yang biasa menjemput Nala dari sekolah, terlambat menjemput. Nala hilang hampir satu minggu. Kejadian ini membuat semua orang termasuk Pak Maman berhari-hari tak pernah berhenti mencari Nala di setiap sudut kota. 

Pihak berwajib sudah dihubungi, namun tak juga ada kabar baik, hingga Bu Jannah sakit dan harus dirawat di rumah sakit selama dua hari. 

Sampai akhirnya, Nala ditemukan di sebuah stasiun kota, oleh seorang penjaga stasiun yang kemudian beritanya sempat masuk sebagai berita di surat kabar lokal setempat.

Sekarang untuk alasan apa Nala menghilang? Karena tak tahu jalan pulang? Bukankah Nala sudah menjadi gadis yang bertumbuh dewasa. Nala yang sekarang bukan Nala nya yang masih kecil dulu. 

Lantas ke mana gadis gempal-nya itu pergi? Siapa sekarang yang harus ia hubungi? Suaminya yang sibuk dengan keinginannya sendiri, atau Pak Min Becak, mungkin ia tahu ke mana Nala pergi. Ah, konyol sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun