Mohon tunggu...
Dhea Nurfina Salsabilla
Dhea Nurfina Salsabilla Mohon Tunggu... Freelancer - Dhea Nurfina_XII MIPA 1

Never stop learning, because life never stop teaching~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Takdir Berkata Lain

25 Februari 2022   23:50 Diperbarui: 26 Februari 2022   00:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pagi itu sangatlah cerah, mentari pagi muncul memancarkan sinar yang menghangatkan tubuh. Sama denganku, hari ini adalah hari yang penuh keceriaan karena kami akan merayakan ulang tahun pertemanan kami ke 12 tahun. Ya benar! kami sudah berteman sejak duduk dibangku kelas 1.

Yaps! hampir lupa, namaku Sherly. Salsa dan Sandra mereka adalah sahabatku.

Sherly : “Kali ini apa yang akan kita lakukan untuk merayakan hari jadi pertemanan kita?”

Salsa : “Bagaimana jika kita menuliskan rencana 5-10 tahun kedepan di sebuah kertas yang dimasukkan kedalam botol lalu menguburnnya ditanah?”

Sherly : “Sepertinya menarik, mari kita coba!! ”

Salsa : “Setelah dewasa nanti, kita lihat apakah rencana yang kita buat terwujud atau tidak”

Sherly : “Ahh aku tidak sabar sekali! kira-kira, dewasa nanti aku bagaimana ya? Apakah kehidupan orang dewasa menyenangkan?”

Salsa : “Tentu saja menyenangkan! Kesenangan itu diciptakan bukan dicari Sher! Lalu setelah dewasa nanti kamu pasti akan memiliki paras yang sangattt cantik yang akan memikat hati banyak para pria!”

           “bagaimana menurutmu san? Aku benar tidak?!”

Sandra : (terlihat tidak bertenaga) “Ah iya akupun berpikir begitu, kamu pasti akan memiliki suami yang sangat sangatt pengertian terhadap sikap kekanak-kanakanmu itu sher!”

“Dan juga, aku doakan semoga kamu memiliki banyakk sekali anak sher! Agar kamu tidak mengeluh kesepian mulu pada kami hahahaha, ya kan Sal?” lanjut Sandra.

“Bener banget tuh rasanya kupingku mau pecah mendengar keluhanmu yang berulang itu” balas Salsa.

“Ah kalian ini! bisa tidak jangan terlalu jujur begitu” ucap sherly dengan rona diwajahnya.

Setelah menyiapkan perbekalan kami menuju ke sebuah taman yang tidak jauh dari perumahan kami, tamannya sangat indah dan memiliki pemandangan yang menyegarkan mata. Bagaimana tidak taman ini sangat terawat bahkan jutaan hewan betah hidup ditaman ini. Selain itu, taman ini bersisian langsung dengan sebuah sungai yang disisi nya terdapat 2 buah perahu berwarna pink seperti diatur untuk menggambarkan perasaan orang yang menaikinya. Ya benar! orang yang sedang jatuh cinta dan dibutakan oleh cinta.

Kami membawa beberapa barang untuk piknik seperti makanan, alas duduk, dan balon serta dekorasi sederhana lain untuk menambah kesan acara hari ini. Rencananya setelah kami menuliskan rencana masa depan kami dan menguburnya bersama kami akan menghabiskan hari dengan saling bertukar cerita dan tentu saja ditemani cemilan. 

Kami mulai mendekorasi taman ini, aku bertugas memasang balon di pohon-pohon terdekat, Salsa dan Sherly bertugas menata makanan dan dekorasi disekitarnya. Tak terasa keringat mulai bermunculan karena terik matahari yang semakin menyengat dikulit kami yang dilapisi oleh pelindung yang mungkin sebentar lagi akan hilang. Dan kamipun selesai mendekornya.

“Wah cantik sekali dekorasinya!” ucapku sambil merebahkan kepalaku pada tanah yang sudah di lapisi kain putih tipis.

“Benar! ini sangat indah!, seperti nuansa didrama korea hahaha” timpal Salsa sambil merebahkan kepalanya di atas pahaku.

“Ini akan jadi kenangan yang sangat manis! mengingat kita akan menyelesaikan masa sekolah wajib kita” balas Sandra sambil merebahkan kepalanya di atas paha Salsa.

Lalu suasana menjadi hening. Kami sangat menikmati setiap sapuan angin yang membelai wajah kami. Menikmati indahnya pemandangan langit saat ini, berawan dan tidak panas. Seperti paham pada keadaan, awan-awanpun berlomba-belomba kemari untuk menutupi sengatan terik yang diberikan matahari. Tak lama kemudian, sekelompok burung berdatangan terbang kesana kemari sejauh yang mereka inginkan setelah dirasa cukup lama terbang, mereka akhirnya hinggap di beberapa pohon yang sudah dihiasi balon olehku menambah kesan mewah pada piknik kali ini. Konon katanya, jika dalam kondisi hening seperti saat ini kita dan sahabat tidak merasa canggung sama sekali dengan keadaan maka kita adalah sahabat sejati! Begitulah yang aku dengar ketika duduk dibangku kelas 6. Pemandangan yang cantik ini tidak boleh berlalu begitu saja, kami akan banyak mengambil foto hingga kami merasa puas. Saat ini Salsa sudah membawa kamera ditangannya dan aku sedang bersiap mengambil pose terbaik yang bisa kulakukan sedangkan Sandra sedang mengambil beberapa daun kering dari sekitar untuk digunakan sebagai properti agar fotoku bisa semakin bagus hasilnya. Ahhh manisnya! Bukankah mereka sangat sangat pengertian?

Setelah dirasa puas mengambil foto dan berfoto, kami melanjutkan kegiatan dengan menuliskan rencana masa depan kami. Aku sangat bersemangat memikirkan rencana-rencana yang akan aku tuliskan dikertas namun tidak dengan Sandra, dia  terlihat pucat. Lalu pikiran negatif mulai bermunculan dibenakku. Apakah dia sedang sakit? Atau kelelahan? Akan tetapi ketika aku bertanya, dia bilang tidak apa-apa hanya sedikit merasa lelah katanya.  Lalu aku dan Salsa menghiburnya agar kembali bersemangat dan ceria. Hari ini tidak boleh ada yang terlihat lesu kita semua harus bersenang-senang karena hari ini adalah hari yang istimewa!.

Kami kembali fokus menuliskan rencana masing-masing. Setelah beberapa menit berlalu muncul rasa penasaranku, mereka sangat fokus sekali! apa yang sedang mereka tuliskan?

Karena desakan rasa penasaranku itu, aku mencoba mencuri-curi lirik pada apa yang dituliskan sahabat-sahabatku. Hal itulah yang membuat kami saling berderai tawa dengan tingkah jail masing masing dan bagaimana caranya kamu mengamankan tulisanmu agar tidak di lihat oleh sahabatmu yang lain.

Sherly : “Menyebalkan sekali! Menapa kalian menyerangku secara bersamaan?!” (sambil menopang tangan didada)

“Tentu saja karena kau yang mulainya!” ujar salsa berteriak sambil menunjuk pada sherly.

“Tetap saja, it’s not fair guys” ujar sherly membela diri.

“Baiklah baiklah, aku minta maaf ” ujar sandra mengalah.

“Yahh tidak seru! mengapa kamu sangat mudah sekali meminta maaf San” ujar Sherly kesal.

“Ayolah jangan terlalu serius kita hanya bercanda! Just enjoy! don't take it to heart” balas Salsa.

That’s true Sal. Why are you so sensitive today? apa ada masalah?” ujar Sherly khawatir.

“Tidak tidak, tidak ada, hanya saja.... (hening) aku ingin hari ini adalah hari tanpa pertengkaran (sambil menarik kertas ditanganku dan Salsa) tapi tak bisa menutup fakta bahwa aku ingin sekali membaca rencana kalian hahahaha” ujar sandra tertawa lalu berlari menjauh dari jangkauan kami.

“Menyebalkan sekali! ternyata kita ditipu!” balas Sherly.

“Ya benar! Awas saja Sandra!” balas Salsa.

“Kuakui triknya cukup bagus, bukan?” lanjut Salsa (melirik pada sherly)

“Benar, dari mana dia belajar menipu kami?” jawabku

“Sandra tunggu kami. Awas kau ya, lihat saja pembalasannya!!” lanjutku dengan sedikit berteriak dan berlari menghampiri Sandra. Lalu disusul dengan Salsa.

Aku dan Salsa pun mengejar Sandra diikuti derai tawa disetiap langkah kami. Sore ini kami habiskan dengan saling memberikan canda dan tawa pada apa yang kami tuliskan untuk rencana masa depan kami. Tentu saja bukan karena itu memalukan, akan tetapi karena apa yang kami tuliskan beberapa kali memiliki rencana yang sama.

“Semoga persahabatan kita  berjalan selamanya hingga maut memisahkan!” Ucapku dalam hati.

Tak terasa waktu yang kita lalui berjalan dengan cepat hingga hujan menyadarkan kita untuk segera pulang. Sepanjang perjalanan pulang, hujan menjadi saksi bisu betapa menyenangkannya hari ini. Kita bahkan dengan sukarela membiarkan diri kita terkena dinginnya air hujan membiarkan hujan menyapu seluruh riasan yang kami pakai sejak pagi hari. Hari ini akan menjadi kenangan yang sangat berkesan. Dan mungkin untuk yang terakhir kalinya bagi salah satu diantara kami.

Keesekoan harinya kami bertiga terserang deman dan flu sehingga harus berdiam diri dirumah. Seminggu adalah waktu yang cukup untuk memulihkan kondisi agar bisa kembali beraktifitas seperti semula.

Ketika kami disekolah, Sandra merasa kepalanya sangat pusing seperti ketika dia sedang naik wahana giant swing. Kami menyarankan agar Sandra segera pulang dan beristirahat. Namun, dia menolaknya dengan dalih ‘akukan bisa istirahat di UKS sambil menunggu sakit kepala ini  membaik bukan?’. Kami menghargai keputusannya dan segera mengantarnya ke UKS. Tanpa sepengetahuan sahabatnya di UKS Sandra mimisan sangat banyak.

Keesokan harinya adalah hari weekend, hari yang tepat untuk melepas penat setelah dilanda tugas yang turun bagai hujan mengalir dengan deras. Pantai adalah tempat yang tepat untuk melepas penat. Ya! Hari ini kami akan pergi kesana. Aku dan Salsa berangkat lebih dahulu untuk mencari penginapan disana karena Sandra memiliki urusan yang perlu dia urus lebih dulu. Hari sudah menjelang sore namun Sandra tak kunjung datang. Kami sudah berusaha meneleponnya. Namun, ponselnya tidak aktif begitu pula dengan ponsel keluarganya.

“Sal bagaimana sekarang? mengapa Sandra tidak datang juga? Apa kita pulang saja?” cercaku sambil mengigiti kuku.

“Kita tunggu hingga besok saja Sher. Tadikan kita sudah berhasil menghubungi bundanya. Sandra sudah berangkat sejak tadi, mungkin urusannya belum selesai” jawab Salsa menenangkanku.

“Daripada gelisah gini, kepantai saja yuk! Sebentar lagi matahari akan terbenam. Yakin, akan melewatkan momen untuk berfoto?” lanjutnya dengan nada jail.

“Kamu ini! tahu saja apa yang membuatku lemah. MARI KEPANTAI DAN BERFOTO!!” teriak Sherly dengan girang.

Kami bergegas membawa beberapa barang dan segera keluar. Hanya perlu berjalan kaki sebentar untuk sampai dipantai. Setibanya disana kami memulai kegiatan berfoto kami hingga tidak sadar baterai di ponsel kami habis hingga ponselnya mati. Kami banyak beraktifitas di pantai mulai dari berfoto, berlari mengejar ombak, berlari menjauhi ombak dan mencari kerang-kerang disekitarnya. Hal tersebut cukup menguras tenaga kami, sehingga ketika sampai di penginapan kami langsung tertidur pulas dan tak sempat mencharge ponsel kami yang sudah mati sejak tadi.

TIDAK! Kami bangun kesiangan bahkan matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Menerobos tirai kamar kami yang tidak tertutup dengan baik.

“Eunghhhh” kubuka mata perlahan sambil merentangkan tangan berusaha mendapatkan kesadaran.

“Pagi sherly!!” Sapa orang disampingku.

“Ah ya pagi Salsaaa. Eh tidak, inikan sudah siang hahahahaha” balasku dengan derai tawa diikuti tawa dari orang disampingku.

“Tidak! Semalam aku lupa mencharge ponselku!” ujar Salsa sambil bangkit berdiri mencari ponselnya.

“Ah iya benar! Tolong dong sekalian hihihi” balasku sambil memamerkan gigi putihku.

“Ya ya, baik tuan putri Shely!” ledek Salsa. Meski dengan raut wajah yang kesal dia tetap melakukan pekerjaannya.

Karena ponselku sudah dicharge, aku ngapain ya? Yap! kembali tidur adalah pilihan bijak haha. Kutarik kembali selimut dan menelungkupkan kepalaku didalamnya.

“Yampun! Sherly bangun ya lo! Kebo dasar!” teriak Salsa sambil mengguncang-guncangkan badanku.

“Sebentar saja Sal. 15 menit lagi. eh 5 menit deh!” jawabku dari balik selimut.

“Ya ya terserah. Gue mau beli sarapan duluan byeee!” balas Salsa dengan langkah kaki menjauh.

“Eh tungguin dong! Sal woii!” balasku setengah berteriak dan segera berlari keluar menyusul Salsa.

Setelah sarapan kami mendapat info bahwa Sandra masuk rumah sakit dan tidak sadarkan diri. Dan tentu saja kami segera bergegas untuk pulang. Namun semesta berkehendak lain seperti tidak merestuinya hari ini angin sangat kencang dan penerbangan ditutup untuk sementara waktu. Mau bagaimana lagi, kita hanya bisa menunggu dan berdoa untuk kebaikan Sandra. Detik demi detik berlalu, 8 jam sudah kita menunggu namun penerbangan belum kembali dibuka. Dan akhirnya kami kembali bermalam disini. Karena cuaca diluar yang tidak mendukung dan saat ini sudah larut malam, yang mana tidak memungkinkan untuk kami bisa pulang dalam keadaan genting ini.

Keesokan harinya, kami sudah mendapat kabar bahwa Sandra telah meninggal. Tidak! Tidak! Ini mungkin hanya mimpi. Kemudian aku segera bangkit dan memastikannya. Tak terhitung sudah berapa balikan aku berjalan, sudah berapa kali aku menanyakannya pada Salsa. Bahkan aku mengguncang tubuhnya dengan keras disertai deraian air mata yang terus keluar. Namun tetap saja ini bukan sekedar bunga tidur. Kami sangat terkejut! Tidak! Kami sangat terpukul mendapat kabar ini! Lalu kami segera bergegas untuk pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, kami langsung pergi ke rumah Sandra. Air mata yang sudah sedari tadi kucoba tahan kini sudah keluar tanpa pemberitahuan. Aku semakin menangis dan kini disertai isakan ketika melihat bendera kuning terpasang di rumah Sandra.

Segala macam pertanyaan mulai berkecamuk dikepalaku. Bagaimana tidak? Minggu kemarin Sandra bahkan masih baik-baik saja. Dia masih berlari kesana kemari dengan tawa diwajahnya dan sekarang apa? Apakah hanya aku yang menganggap ini tidak normal? Tidak! ini jelas hanya ilusi saja. Ya aku yakin itu.

“SUDAH CUKUP SHER! KENDALIKAN DIRIMU!!” Teriak Salsa menyadarkanku pada kenyataan pahit ini.

“Lihat itu! Lihat!” lanjutnya sambil menunjuk sebuah keranda didepannya.

“Lihat baik-baik Sher! Sandra sudah pergi sekarang! Biarkan dia pergi dengan tenang!” ucap Salsa dengan nada lebih rendah sambil memegang bahuku erat.  

“Kamu tahu betul Sandra hanya manusia biasa. Mungkin ini yang terbaik menurut-Nya. Kita harus ikhlas agar Sandra bahagia disana sher!” lanjutnya lagi.

“Dia pasti akan sangat sedih jika melihatmu seperti ini! Lihat dirimu! kamu bahkan mencabuti semua bendera kuning yang terpasang dirumah ini!”

“Kamu tahu melebihi siapapun Sher bahwa kita kehilangan sosok yang paling kita cintai! Kamu tahu itukan?!”

Aku bahkan hanya bisa mengangguk. Rasanya sesak. Sangat sesak seperti sebuah batu besar menikam tepat di dadamu.

Selanjutnya hanya ada suara isak tangis yang terdengar.

Setelah pemakaman aku mulai sadar sepenuhnya bahwa ini bukan hanya sebatas bunga tidur belaka. Aku menyiapkan hati dan mental untuk mendengar kebenarannya. Keluarga Sandra mengatakan bahwa ‘Sandra memiliki penyakit keturunan leukimia atau biasa dikenal sebagai kanker darah. Penyakit ini baru Sandra ketahui belum lama ini. Gejalanya seperti penyakit lainnya yaitu mimisan, gejala anemia, demam dan mengigil. Namun Sandra tidak menyadari bahwa belakangan ini berat badannya turun sangat drastis lalu tubuhnya mudah lelah dan meskipun beristirahat rasa lelahnya tidak hilang sepenuhnya. Terutama, ketika dia pulang setelah merayakan hari jadi pertemanan kalian. Sandra sangat drop saat itu dan tubuhnya terdapat banyak bintik merah-

Blank! itulah isi otakku sekarang. Bahkan aku tidak dapat mendengar dengan jelas kelanjutannya ceritanya. Lebih tepatnya, aku tidak sanggup mendengarnya. Rasa bersalah seketika menyergap dadaku. Sesak. Kali ini lebih sesak dari sebelumnya.

Aku terburu-buru keluar dari rumah Sandra dan berlari entah kemana. Biarlah kaki ini yang menuntunnya. Karena khawatir dengan keadaanku, Salsa mengikutiku dan membawaku menuju taman tempat kami merayakan hari istimewa kami. Rasanya kenangan yang tercipta disini begitu jelas. Namun rasanya berbeda, seperti ada yang hilang. Dan hanya meninggalkan sesak di dada. Lalu Salsa menggali di tempat dimana botol berisi rencana masa depan kami dikubur, Salsa mengambilnya dan kami membacannya.

“Yah kalian membukanya! Berarti saat ini aku sudah tidak ada disamping kalian. Maafkan aku ya! tidak memberitahu kalian soal penyakit ini. Aku tidak ingin kalian menatapku dengan tatapan kasihan dan menyedihkan seperti sekarang ini! Aku benci ya! Hei, stop menatapku seperti itu! aku tidak ingin hari-hari terakhirku harus dipenuhi dengan kata-kata semacam, kamu baik-baik saja San? Ayolah teman, siapa yang akan baik-baik saja saat seseorang sudah divonis sebuah penyakit?! Maka dari itu, aku merahasiakannya! aku tidak ingin kalian berteman denganku hanya karena kasihan melihatku. Sangat tidak ingin. Jadi mengertilah ya sahabat-sahabatku yang cantik! Hehehe. Dan juga terima kasih karena kalian, aku telah memiliki lebih dari cukup kenangan indah disisa hari terakhir hidup ini. Kalian harus hidup dengan baik ya?! Kalau tidak, aku akan ke mampir ke kamarmu dimalam hari untuk mengeceknya! HAHAHA. Sudah cukup panjang rupaya, intinya aku sangat bangga dan bahagia punya sahabat seperti kalian!”

Saat ini Sandra memang sudah tidak ada disini. Namun, dengan hanya mengetahui isi suratnya saja seketika wajah Sandra terbayang dengan jelas. Bagaimana ekspresinya ketika dia sedang menulis surat ini. Ah tidak! Aku baru menyadarinya ini bukan rencana masa depannya! Dia curang tidak menuliskannya~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun