Mohon tunggu...
Dhea Nurfina Salsabilla
Dhea Nurfina Salsabilla Mohon Tunggu... Freelancer - Dhea Nurfina_XII MIPA 1

Never stop learning, because life never stop teaching~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Takdir Berkata Lain

25 Februari 2022   23:50 Diperbarui: 26 Februari 2022   00:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Kuakui triknya cukup bagus, bukan?” lanjut Salsa (melirik pada sherly)

“Benar, dari mana dia belajar menipu kami?” jawabku

“Sandra tunggu kami. Awas kau ya, lihat saja pembalasannya!!” lanjutku dengan sedikit berteriak dan berlari menghampiri Sandra. Lalu disusul dengan Salsa.

Aku dan Salsa pun mengejar Sandra diikuti derai tawa disetiap langkah kami. Sore ini kami habiskan dengan saling memberikan canda dan tawa pada apa yang kami tuliskan untuk rencana masa depan kami. Tentu saja bukan karena itu memalukan, akan tetapi karena apa yang kami tuliskan beberapa kali memiliki rencana yang sama.

“Semoga persahabatan kita  berjalan selamanya hingga maut memisahkan!” Ucapku dalam hati.

Tak terasa waktu yang kita lalui berjalan dengan cepat hingga hujan menyadarkan kita untuk segera pulang. Sepanjang perjalanan pulang, hujan menjadi saksi bisu betapa menyenangkannya hari ini. Kita bahkan dengan sukarela membiarkan diri kita terkena dinginnya air hujan membiarkan hujan menyapu seluruh riasan yang kami pakai sejak pagi hari. Hari ini akan menjadi kenangan yang sangat berkesan. Dan mungkin untuk yang terakhir kalinya bagi salah satu diantara kami.

Keesekoan harinya kami bertiga terserang deman dan flu sehingga harus berdiam diri dirumah. Seminggu adalah waktu yang cukup untuk memulihkan kondisi agar bisa kembali beraktifitas seperti semula.

Ketika kami disekolah, Sandra merasa kepalanya sangat pusing seperti ketika dia sedang naik wahana giant swing. Kami menyarankan agar Sandra segera pulang dan beristirahat. Namun, dia menolaknya dengan dalih ‘akukan bisa istirahat di UKS sambil menunggu sakit kepala ini  membaik bukan?’. Kami menghargai keputusannya dan segera mengantarnya ke UKS. Tanpa sepengetahuan sahabatnya di UKS Sandra mimisan sangat banyak.

Keesokan harinya adalah hari weekend, hari yang tepat untuk melepas penat setelah dilanda tugas yang turun bagai hujan mengalir dengan deras. Pantai adalah tempat yang tepat untuk melepas penat. Ya! Hari ini kami akan pergi kesana. Aku dan Salsa berangkat lebih dahulu untuk mencari penginapan disana karena Sandra memiliki urusan yang perlu dia urus lebih dulu. Hari sudah menjelang sore namun Sandra tak kunjung datang. Kami sudah berusaha meneleponnya. Namun, ponselnya tidak aktif begitu pula dengan ponsel keluarganya.

“Sal bagaimana sekarang? mengapa Sandra tidak datang juga? Apa kita pulang saja?” cercaku sambil mengigiti kuku.

“Kita tunggu hingga besok saja Sher. Tadikan kita sudah berhasil menghubungi bundanya. Sandra sudah berangkat sejak tadi, mungkin urusannya belum selesai” jawab Salsa menenangkanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun