"Oh ini yang mau jadi penari balet tapi berdiri aja gak mampu! Dasar lumpuh." Ucap perempuan itu.
"Hey, jaga ya mulut lo!" Aku melemparkan kruk yang aku pegang ke arah dia, hingga ia meringis kesakitan.
"Emang kenyataan nya kan lo lumpuh." tembal temannya
"Kurang ajar lo semua!" Teriakku sambil menangis
Semua orang yang ada disana melihat ke arahku, mereka semua berusaha membantuku untuk berdiri bahkan membelaku. Aku sangat ingin meninju wajahnya tapi apalah dayaku yang tak bisa berdiri, hanya duduk tersimpuh sambil menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak.
Diandra melihatku tersimpuh dilantai, ia menghampiriku dan membelaku di depan perempuan itu. Perempuan yang bahkan aku tidak tahu dia siapa.
"Heh, maksud lo apa?" ucap Diandra kepada perempuan itu
"Emang adek lo lumpuh kan? Terus salah kita dimana?" Jawab mereka
"Jaga ya mulut lo! Bianca ga lumpuh, lo yang lumpuh, lumpuh otak! Sekarang juga lo pergi sebelum gue tinju muka brengsek lo!"
Mereka pun pergi, karena memang semua orang memojokkan dia.
"Bi, kamu gak apa - apa?" tanya Diandra
"Diem! Jangan pegang gue!" jawabku