"mbok Sukerti...saya ingin bertemu Rara", kata Bara hati-hati.
"Loh...Rara belum pulang dari pasar den Bara", kata Sukerti. "Hal ini tidak seperti biasanya denbagus, harusnya dia sudah datang..entah kemana anak itu", kata Sukerti khawatir.
Rupanya Rara tidak berani pulang dan ada kemungkinan kembali melarikan diri. Bara harus mencarinya. Bukan untuk menyerahkannya kepada Paundra, tetapi Bara mengkhawatirkan keselamatan Rara. Bara tidak ingin terjadi sesuatu pada gadis itu.
"Baiklah, saya akan mencari Rara..mbok Sukerti percayakan saja pada saya bahwa tidak akan terjadi apa-apa pada Rara", Kata Bara menenangkan Sukerti yang tampaknya langsung panik mengingat Rara belum kembali dari pasar.
"Maturnuwun den Bara, nuwun sewu saya hanya akan merepotkan", kata Sukerti.
"Tenang saja mbok, saya akan cari Rara sampai ketemu, saya permisi ", ujar Bara kemudian sambil meninggalkan gubug Sukerti.
Hari sudah hampir gelap dan Bara belum menemukan Rara. Kekhawatiran Bara makin menjadi jadi. segala kemungkinan bisa terjadi pada Rara, tapi Bara mencoba untuk bersikap tenang supaya bisa berpikir jernih. Kemanakah perginya Rara. Bara kemudian mulai mengingat ingat kemana biasanya Rara dan dirinya menghabiskan waktu bersama di hutan seberang perkebunan milik ayahnya. Mungkinkah Rara melarikan diri ke dalam hutan? Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Tapi semoga tidak terjadi sesuatu pada Rara.
***
also published :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H