Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bara Kusuma Nasriti (Bab II)

26 Maret 2012   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:26 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13327823041610538433

"Sangat yakin, karena saya sangat mengenalnya ", kata Paundra kemudian.

"Baiklah.  Sayapun mengenal gadis itu bernama Rara, anak angkat Sukerti", kata Bara mencoba menjelaskan.

"Baiklah, saya akan melaporkan hal ini pada Tumenggung Adipati Cokroadhinoro dan kalian bertanggung jawab sepenuhnya atas keberadaan Raden Roro Kusuma Nasriti. Saya harap kalian dapat diajak bekerja sama demi kepentingan bersama. Sebaiknya kita membuat suatu kesepakatan", kata Paundra kemudian.

"Kesepakatan apa? ', kata Bara sambil menahan nafas.

"Adipati Cokroadinoro akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang berhasil menemukan Kusuma Nasriti. Artinya bila kalian bisa bekerjasama kemungkinan kalianpun turut mendapatkan hadiah", kata Paundra menjelaskan.

"Baiklah, beri kami waktu untuk membujuk Kusuma Nasriti agar mau kembali kepada kedua orang tuanya", kata Bara kemudian.

"Kami akan kembali dalam beberapa hari, untuk melihat perkembangannya. Sekarang ijinkan kami meninggalkan perkebunan ini", kata Paundra kemudian sambil mengangguk memberi salam pada Senoadji dan Bara.

_____

Senoadji dan Bara tidak pernah menyangka bahwa Kusuma Nasriti itu adalah Rara. Setelah kepergian Paundra kembali ke Kadipaten, Bara pun berniat menanyakannya langsung pada Rara apa yang terjadi. Bara pun berjalan menuju gubug Sukerti. Tapi dilihatnya gubug itu sepi, tapi hal itu tidak menghalangi niat Bara untuk tetap menemui Rara.

"Kulonuwuwn...", Bara pun memberi salam.

Dan tidak ada jawaban. Lalu Bara berputar menuju dapur tempat dia sering singgah menemui Rara yang biasanya sedang memasak. Ternyata pintu dapur terbuka. Sukerti sedang duduk dibale-bale seperti biasanya. Tampaknya dia tidak mengerti apa yang telah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun