"Nah itulah yang saya ingin tau pak, kenapa orang-orang dari kadipaten mencari Raden Roro Kusuma Nasriti sampai ke perkebunan kita", kata Bara lebih lanjut.
"Baiklah nak, kalau begitu sebaiknya besok kita berdua mencari tau apa yang telah terjadi. Kita pergi ke Kadipaten besok setelah kita sisir seluruh perkebunan ini siapa tau Raden Roro Kusuma Nasriti memang sedang bersembunyi disini", kata Senoadji menutup pembicaraan.
Malam itu Bara kembali tidak dapat memejamkan mata. Ada yang menggelitik pikirannya. Mungkinkah Raden Roro Kusuma Nasriti adalah Rara. Tapi ah, tidak mungkin karena menurut ibuSukerti anak angkatnya Rara itu sebatang kara, sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Bara pun menepiskan pikiran bahwa Rara adalah Raden Roro Kusuma Nasriti.
_____
Pagi harinya Bara bersiap pergi ke kadipaten bersama ayahnya. Saat itu Bara sedang menunggu ayahanda di beranda depan sambil menyiapkan 2 ekor kuda jantan yang akan membawa mereka menuju Kadipaten. Bara pun menyapu pandangan ke area perkebunan. Lalu dilihatnya sekelebat bayangan Rara.
"Sudah hendak ke pasar rupanya gadis itu", kata Bara dalam hati.
Bara pun hendak mengejar Rara untuk menawarkan tumpangan sampai ke pasar. Belum sempat Bara melaksanakan niatnya, tiba-tiba sekelompok orang dengan mengendarai kuda memasuki pekarangan pendopo milik ayahnya, Senoadji.
"Kami utusan dari Tumenggung Adipati Cokroadhinoro",kata seseorang pemuda yang kemarin datang diam-diam di perkebunan milik Senoadji ini, pemuda itu tak lain adalah Paundra
"Apa yang bisa saya bantu", kata Bara pura-pura tidak tau apa yang mereka inginkan.
"Kami sedang mencari seseorang yang menghilang sekitar 4 tahun lalu, anak gadis seseorang patih dari kadipaten. Dia beberapa hari terakhir terlihat ada disekitar perkebunan ini", kata Paundra kemudian.
"Perkebunan ini adalah milik ayahanda saya Senoadji, lebih baik kita bicara di beranda pendopo saja", ujar Bara kemudian.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!