Mohon tunggu...
Putri Dewi
Putri Dewi Mohon Tunggu... Seniman - Pengajar, Penari dan penulis puisi

Menulis adalah jiwa yang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Senja di Pantai Selatan

4 Mei 2020   19:33 Diperbarui: 12 Juni 2020   20:31 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aneh gimana, Ma?"

"Pantai tadi kan destinasi wisata. Dari tiket masuk hingga warung, semua kemasannya modern. Penduduk sekitar pada buka warung dan hotel. Kok ada nenek-nenek lusuh masuk kawasan, dan kayak nenek-nenek era Mama waktu kecil ya. "

"Iya juga ya, Ma. Tapi, apa sih yang nggak mungkin. Keluarganya nggak urus lagi kali."

"Aku juga ada hal aneh, Ma. Ada nenek-nenek yang ikut duduk di warung tadi. Waktu Mama selfie di tepi pantai."

"Oh... Ya. Mama lihat. Tapi nggak terlalu ngeh sih. Cuma lihat aja agak jauh. Sebenernya Mama mau balik ke warung. Mau ajak kamu pulang. Tapi Mama lihat kamu lagi bantuin nenek berdiri ya kayaknya. "

"Ya itu, Ma. Aku ganjil aja sih. Jam segitu, ada nenek-nenek cantik. Mau kondangan kali. Ditanya, senyum-senyum doang. "

"Tapi, dia cantik lho, Nda. Untuk ukuran nenek renta, dia rapi dan.... Ya... Mempesona."

"Yang nggak nahan Ma. Wanginya duh!. Melati banget deh!. "

"Melati?." Kata Ibuku mengulangi kata-kataku dengan pelan dan mengernyitkan dahi.

"Ya, Ma. Kenapa?."

"No. No problem, dear. Nggak ada yang kebetulan, nggak ada yang mustahil. Setidaknya Mama jadi makin yakin aja." Katanya sambil senyum manis padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun