Mohon tunggu...
Dewi Anggraeni
Dewi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby jalanĀ²,mahasiswa manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kinerja Model Black-Scholes dan Jaringan Saraf pada Penilaian Harga Opsi Indeks Saham

14 Desember 2024   22:58 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kinerja kedua model dalam penilaian harga opsi indeks saham dapat dibandingkan berdasarkan beberapa kriteria:

- Akurasi Penilaian: Model Black-Scholes seringkali memberikan hasil yang akurat dalam pasar yang stabil dan tidak terlalu fluktuatif. Namun, pada pasar yang sangat volatile atau dengan karakteristik yang tidak sesuai dengan asumsi model, hasilnya bisa kurang tepat. Di sisi lain, JST memilikiĀ 

kemampuan untuk menangani hubungan yang lebih kompleks dan memberikan prediksi yang lebih baik dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau dengan volatilitas yang berubah-ubah.

- Sederhana vs. Kompleks: Model Black-Scholes cukup sederhana dan dapat dihitung dengan cepat. Hal ini menjadikannya pilihan yang efisien untuk penilaian harga opsi di pasar yang tidak terlaluĀ 

dinamis. Namun, JST membutuhkan pelatihan yang memakan waktu dan sumber daya komputasiĀ 

yang lebih besar, terutama jika dataset yang digunakan sangat besar dan kompleks.

- Fleksibilitas: JST lebih fleksibel karena dapat menangani berbagai jenis opsi, termasuk opsi dengan fitur kompleks seperti opsi yang dipengaruhi oleh dividen atau opsi eksotis. Sementara itu, ModelĀ 

Black-Scholes lebih terbatas dalam penerapannya, terutama pada opsi dengan kondisi yang tidakĀ 

sesuai dengan asumsi dasar model.

- Kecepatan: Dalam hal kecepatan perhitungan, Model Black-Scholes jauh lebih cepat karena hanya memerlukan perhitungan matematis yang sederhana. Sebaliknya, JST memerlukan proses pelatihan terlebih dahulu, yang dapat memakan waktu, dan juga memerlukan waktu komputasi lebih lamaĀ 

untuk melakukan prediksi setelah jaringan saraf terlatih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun