Anna menjawab dengan lesu. Otaknya belum sepenuhnya terkumpul.
Kebalikan dari Anna, energi Katla sepertinya sudah capai 90 persen. Nada bicaranya meledak-ledak seperti Katla yang lagi semangat.
Katla menyebutkan acara sharing session hari ini yang membuat Anna makin lesu. Ooh aku ingin hari ini hari Sabtu saja, keluh Anna.
Lalu Katla mengalihkan pembicaraan ke soal kasus Covid dan WFH. Anna ingin mencubit kawannya. Sengaja nih Katla, pasti sengaja nih anak biar aku terbangun. Mengapa tidak ngobrol via aplikasi chatting saja.
"Duh kasus Covid mengganas lagi ya?!" "Untungnya kantor kita WFH lagi. Aku sudah deg-degan nih!"
Nada bicara Katla sepertinya menunjukkan kelegaan.
"Kamu kan sudah pernah kena, Kat! Aman dong, sudah kebal! Kita-kita ini nih yang cemas bila ke kantor. Divisi kita kan ruangannya terbatas. Meski cuma 50 persen yang datang, ya rawan juga sih sebenarnya," jawab Anna panjang lebar.
"Ihhh kata siapa yang sudah pernah Covid itu lantas kebal. Tuh di berita ada yang sampai kena berulang!"
Intonasi bicara Katka meninggi, ia sepertinya kesal dengan kata-kata Anna. Seharusnya aku yang kesal masih mengantuk, eh ditelpon pagi-pagi hanya obrolin ini, keluh Anna.
"Lagian siapa sih yang ingin kena virus ini. Aku saja kapok. Nggak enak banget, asli!" Lanjut Katla sambil menggeleng-gelengkan kepala seolah-olah Anna ada di depannya.
"Ya iyalah siapa yang mau. Kamu sih waktu itu mau-mau saja nemani Keke dan Rara ke resto makan steak," goda Anna. "Mana penuh lagi tempat makannya, kan?!"