Tapi aku jadi uring-uringan ketika mendapatkan hasil tes PCR. Aku memang positif. Teman-teman kantor menyarankanku ke Wisma Atlet.
Tapi teman kosan tak masalah aku isolasi mandiri, asal tak keluar kamar. Ibu menyarankanku tetap di kos karena ia telah mempercayakan diriku ke Bude Kania.
Duh aku ingin marah tapi juga sedih.
4 November 2020
Aku baru merasai demam dan kemudian indera penciumanku tumpul. Aku tak bisa merasai aroma kopi. Aku tak ingin apa-apa. Aku hanya merasa lelah.
7 November 2020
Aku malas. Badanku lemas. Aku masih uring-uringan. Anna mengeluh tak suka aku yang jadi uring-uringan seperti ini.
Ia menyarankanku untuk berjemur pagi. Buka jendela yang ke arah luar bisa jadi solusi karena kamarku paling ujung dan tak ada kamar lain yang berjendela ke arah luar seperti aku.
Aku menuruti saran Anna. Membuka jendela luar selama 30 menit setiap pagi untuk mendapatkan matahari. Lumayan. Setidaknya aku tak begitu bete.
8 November 2020
Perutku tak nyaman. Makan juga terasa tak enak. Akhirnya aku pun rebahan. Aku jadi mudah lemas. Dan kadang-kadang aku tertidur pulas, bangun-bangun sudah malam. Aku sepertinya mendengar sesuatu.