Katla merasa tidak enak. Tapi ia terharu mendapati teman-teman kosannya begitu perhatian kepadanya.
Ibu kosnya juga begitu baik. Ia tak marah-marah mendapati salah satu penghuni kosannya terserang Covid. Mereka semua menghibur dan menentramkan Katla lewat makanan dan ucapan mereka yang terhalang oleh pintu dan jendela kamar.
Tapi mereka semua tak tahu ada sebuah kejadian pada masa Katla melakukan isolasi mandiri. Kejadian itu rata-rata berlangsung pada pukul dua belas malam.
Anehnya kejadian itu tak hadir lagi setelah Katla tuntas melakukan isolasi mandiri hampir tiga minggu, lebih dari waktu rata-rata isolasi 14 hari karena status Katla tak kunjung negatif saat itu.
Katla lupa dengan niatannya menelpon ibunya. Ia malah terdorong untuk membaca diary-nya pada bulan November.
- - -
2 November 2020
Kantor mengadakan tes swab seluruh karyawan. Aku terkejut dari 145 karyawan, aku salah satu dari 5 karyawan yang statusnya positif. Aku hampir nangis karena takut. Aku pun diminta melakukan isolasi mandiri sembari menunggu hasil tes PCR.
Aku kalut saat itu. Aku tak berani memberitahu Bude Kania, sebutan kami ke ibu kos. Aku juga tak berani ngomong ke teman-teman kos. Seharian aku mengurung diri dengan perasan sedih dan marah.
3 November 2020
Setelah semalam puas menangis, aku pun menelpon Mama akan kondisiku. Mama yang memberitahu Bude Kania dan Rosa, teman kos yang ibarat Bu RT di kosan ini. Mereka berdiri di depan pintu dan menunjukkan simpati mereka kepadaku lewat makanan dan ucapan. Aku jadi terharu.