Aku tertidur cukup lama. Sepertinya sudah hampir petang. Waktunya majikanku pulang. Aku jadi kangen dengannya. Tunggu aku pulang dan kita berdua makan bersama.
---
Tunggu. Aku tak kenal jalan ini. Dimana ini? Aku tak pernah ke gang ini. Aku tersesat.
Aku tak ingin panik dan ini sudah malam. Lebih baik aku mencari tempat berlindung. Sebentar lagi hujan deras.
---
Nero tak kembali. Kemana kucingku itu. Sudah malam. Biasanya ia menyambutku saat pulang kerja. Oh aku jadi cemas karenanya. Apakah ia tak lapar?
Gadis itu membuka pintu rumahnya dan melongok jalan kosong di depannya. Tak ada kucing seperti Nero. Ia menghibur diri kucingnya itu akan pulang keesokan harinya. Mungkin ia asyik bermain hingga lupa pulang.
---
Matahari bersinar terang. Aku siap pulang. Nero kemudian berjalang ke ujung gang. Di sana ia menemui persimpangan. Ada jalan ke kiri dan ke kanan. Mana yang harus kuambil?
Aku mulai lapar. Aku harus mencari makanan.
Bulan Ramadan biasanya ada sisa makanan saat sahur. Tapi kali ini orang-orang mulai mudik sehingga tak banyak sampah makanan.
Aku menemukan nasi bungkus. Tak banyak lauk bersisa. Aku pun kemudian menyantap nasinya. Aku lapar.
---
Hari ini sudah mulai libur bekerja. Aku tahun ini tak kemana-mana, hanya berlebaran di Jakarta.
Si Mungil sudah kenyang dan ia tertidur di depan kipas angin. Kucing itu nampak kesepian. Biasanya pagi-pagi begini ia asyik menggodai Nero. Kemana kucingku itu?